GRESIK | NUGres – Menyampaikan sambutan pembukaan Kongres Pendidikan Nahdlatul Ulama pada Rabu 22 Januari 2025, Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menjelaskan bagaimana latar belakang lahirnya gagasan Kongres Pendidikan NU pada 22 – 23 Januari 2025, yang pada tahun ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Lahir (Hari Lahir) ke-102 Nahdlatul Ulama.
Sebelum mewedar inspirasi hadirnya Kongres Pendidikan NU, Ketum PBNU yang lebih akrab disapa dengan Gus Yahya itu menyapa hadirin. Gus Yahya menyampaikan bahwa kegiatan Kongres Pendidikan NU ini diikuti oleh seluruh delegasi dari berbagai wilayah di Indonesia.
“Hari Lahir 102 oleh PBNU dicanangkan sebagai penanda dari implementasi yang lebih intensif, lebih deliberate bagi berbagai macam desain governing system yang telah diselesaikan oleh PBNU selama hampir tiga tahun ini,” kata Gus Yahya, dalam siaran live Youtube TVNU dilihat NUGres pada Kamis (23/1/2024).
Governing System NU ini, terang Gus Yahya, sebelumnya telah melalui berbagai macam tahapan exercise (uji coba) untuk pelaksanaan desain-desain sampai dengan ditemukan kerangka model yang dianggap PBNU cukup dapat diandalkan. Selanjutnya, desain yang dihasilkan PBNU ini memasuki tahapan lanjutan, yakni penerapan secara menyeluruh hingga mencakup dalam skala Nasional.
“Karena, setelah hampir tiga tahun ini, PBNU dengan strategi bertahap—yang telah dijalankan secara sungguh-sungguh. Disiplin, dan dengan kerja keras yang luar biasa dari semua jajaran, PBNU telah menyelesaikan tahap-tahap awal dari upaya kita untuk membangun governing system bagi keseluruhan khidmah Nahdliyah, yang menjadi tanggung jawab dari jamiyyah Nahdlatul Ulama ini, dari seluruh jajaran kepengurusan Nahdlatul Ulama ini,” tambah Gus Yahya.
Terkini, Gus Yahya mengungkapkan rasa penuh syukur kalau saatnya jamiyyah Nahdlatul Ulama akan mulai dengan implementasi yang menyeluruh secara Nasional atas berbagai desain Governing System-nya selama ini, yang telah berhasil dibangun serta telah juga ditemukan model strategi untuk implementasinya.
“Itu lah sebabnya maka dalam rangkaian kegiatan-kegiatan untuk peringatan Harlah tahun ini PBNU menggelar dua kongres, yaitu Kongres pendidikan dan kongres keluarga Maslahat. Kenapa dua tema besar ini yang dipilih?. Karena Nahdlatul Ulama ini didirikan sebagai perluasan dan upaya meningkatkan kapasitas dari khidmah pesantren beserta jaringannya” sambung Gus Yahya.
Selama ini, kata Gus Yahya, warga NU telah mengenal ungkapan yang menyatakan bahwa NU adalah pesantren besar, sedangkan pesantren adalah NU kecil. Maka seharusnya, lanjut Gus Yahya, kehadiran Nahdlatul Ulama merupakan juga wujud dari pesantren dalam skala yang lebih luas, dengan kapasitas yang lebih besar.
Gus Yahya juga menyampaikan bahwa Pesantren adalah khidmah atau layanan yang utamanya menyangkut dua arena, yaitu arena pendidikan dan pengasuhan masyarakat. Arena khidmatul ilm’ dan arena riayatul ummah.
“Dua arena besar ini, adalah menjadi juga arena utama dari pergulatan Nahdlatul Ulama dalam mengembangkan khidmahnya. Kegiatan-kegiatan yang lain, ikhtiar-ikhtiar yang lain, di luar arena utama itu adalah kegiatan-kegiatan penyangga. Kegiatan-kegiatan pendukung, yang manfaatnya diharapkan dapat memberikan tambahan kapasitas dalam pelaksanaan khidmah di dua arena besar ini,” tandas Gus Yahya.
Editor: Chidir Amirullah