GRESIK | NUGres – Pengurus Cabang Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (PC LTN NU) Gresik menggelar Madrasah Riset dan Penulisan Biografi Kiai NU. Kegiatan ini berlangsung di Gedung PCNU Gresik, pada Sabtu 4 Januari 2025.
Kegiatan ini dihadiri oleh delegasi dari 16 Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) se-Cabang Gresik, dengan fokus utama pada pengembangan kemampuan literasi dan dokumentasi biografi para kiai NU.
Ketua LTN NU Gresik, Syafik Jamhari menjelaskan pentingnya peran LTN NU dalam mendokumentasikan sejarah dan kontribusi ulama NU. Ia menekankan penulisan biografi kiai NU tidak hanya bertujuan untuk merekam perjalanan hidup mereka, akan tetapi juga menggali nilai perjuangan, keteladanan, dan warisan intelektual yang dapat menginspirasi generasi mendatang.
“Kiai NU memiliki kontribusi besar dalam pendidikan, dakwah, dan kehidupan sosial masyarakat. Sayangnya, banyak biografi mereka belum terdokumentasikan dengan baik, terutama di Gresik. Melalui program ini, kami ingin memastikan jasa dan pengabdian para kiai tetap hidup sebagai inspirasi bagi umat Islam,” jelasnya.
Program ini dirancang untuk melatih para kader NU dalam mengumpulkan data secara sistematis dan menyusun biografi dengan baik. “Hasil akhir yang diharapkan adalah penerbitan buku bunga rampai yang memuat kumpulan biografi tokoh-tokoh ulama NU,” imbuhnya.
Buku tersebut, nanti akan menjadi dokumentasi berharga dan sumber inspirasi bagi generasi muda dalam memahami nilai-nilai keagamaan dan pengabdian para ulama.
Sementara itu Ketua Tanfidziyah PCNU Gresik Dr KH Mulyadi, MM., mengapresiasi kegiatan ini. Dalam sambutan pembukaan Madrasah Riset dan Penulisan Biografi Kiai NU yang diselenggarakan LTN NU Gresik, Kiai Mulyadi menekankan pentingnya refleksi dalam menuntut ilmu.
Kiai Mulyadi juga mewedar bahwa pada wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yakni Iqra’ (bacalah).
“Mengapa ayat pertama adalah Iqra’? Rasulullah SAW berangkat dari kegundahan, dan dari kegundahan itu lah lahir ilmu. Maka, kita harus merenung, karena tanpa kegundahan, kita tidak akan berilmu,” tutur Kiai Mulyadi yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ihsan Menganti Gresik tersebut.
Kegiatan ini menjadi langkah strategis LTNNU Gresik untuk menjaga dan mengembangkan tradisi keislaman berbasis Ahlussunnah wal Jama’ah an-Nahdliyah melalui media tulisan, sekaligus memperkuat peran ulama NU dalam membentuk wajah Islam yang moderat dan toleran.
Salah satu narumber kegiatan, Ahmad Zainuddin menjelaskan dalam paparannya bahwa tantangan riset ini adalah mengandalkan sumber data primer yakni wawancara narasumber, sehingga kepiawaian dan keuletan peneliti benar-benar menentukan hasilnya.
“Kebiasaan berjam’iyah di NU itu kurang tertib adminitrasi dan mendokumentasikanya, sehingga boleh dibilang bahwa ikhtiar kita ini tergolong bid’ah di NU, bid’ah hasanah. Nah, keberhasilan kita nanti akan jadi ujung tombak untuk penelusuran dan penulisan sejarah NU ke depan,” terang pria yang juga Dosen Universitas Kiai Abdullah Faqih (Unkafa Gresik) ini.
Untuk diketahui, bahwa target kegiatan ini adalah penulisan buku yang di-launching pada resepsi peringatan Harlah ke-102 NU, yang sedianya akan digelar oleh PCNU Gresik pada akhir Februari 2025 di Masjid KH Robbach Ma’sum, Balongpanggang, Gresik.
Editor: Chidir Amirullah