GRESIK | NUGres – Warga Gresik dan Jawa Timur pada umumnya biasa menyebut surau atau musala dengan istilah langgar. Dalam kamus besar bahasa Indonesia langgar ditemukan dengan definisi masjid kecil sebagai tempat ngaji dan bersalat.
Senyatanya langgar memiliki peran vital dalam menanamkan berbagai ilmu dan nilai-nilai luhur agama Islam. Langgar peninggalan para wali, muassis, masyayikh NU di Kabupaten Gresik cukup banyak ditemui. Salah satu diantaranya ialah Langgar Serang.
Langgar Serang, berada persis di depan rumah sang pendakwah dengan sajian ceramah yang selalu menyisipkan hikayat para wali, yakni Almarhum KH Muchtar Jamil nampak disemarakkan oleh anak-anak muda Nahdlatul Ulama di perkampungan pusat kota Kelurahan Bedilan, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik.
Malam itu, Ahad (25/12/2022), Ketua Pimpinan Ranting (PR) GP Ansor Bedilan Ibnu Agil, memang berkirim beberapa foto dengan komposisi gambar yang menunjukkan aktifitas puluhan anak muda menggelar pengajian. Ia juga mengirimkan poster digital bertulis; Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor Pimpinan Ranting GP Ansor Bedilan Gresik, Ngaji Kitab KH Hasyim Asy’ari Muqoddimah Qonun Asasi.
Dua orang foto dalam poster tersebut diketahui bernama Ustadz M Sahrul Mubarok. Ia didapuk dalam majelis tersebut sebagai pembicara ngaji kitab. Satunya lagi yakni Gus dr M Fakhruddin Fahri memberikan sambutan mewakili takmir langgar. Gus Fakhruddin sendiri merupakan putra dari Kiai Muchtar Jamil.
Dalam kesempatan itu, tentu saja Gus Fakhruddin merasa senang melihat sahabat Ansor Ranting Bedilan berkegiatan di langgar tersebut. Ia juga memberikan dukungan atas perjuangan dan khidmat lembaga yang menghimpun para pemuda NU ini untuk menghidup-hidupi langgar.
Sementara itu, Ketua PR GP Ansor Bedilan Gresik usai rampungnya acara lantas mengisahkan bila pengajian tersebut menjadi ikhtiar pemuda NU Bedilan, setidaknya agar dapat terhubung dengan spirit almarhum Kiai Muchtar Jamil.
“Langgar bukan tidak hidup, hanya saja kami lah yang merasa perlu untuk belajar dan bergiat dari Langgar ke Langgar di Kota Gresik. Siapa tahu, kami dapat barokah tempat para Alim dan Ulama terdahulu,” kata Agil.
Adapun rutinan dari Langgar ke Langgar ini digelar dengan pengajian berbagai kitab oleh para Ustadz yang tergabung dalam Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor pimpinan ranting setempat. Dalam perjalanan progam ini, Agil menjelaskan bila sedang ingin mendalami petuah dan spirit dari Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari melalui kitabnya yakni Qonun Asasi.
“Alhamdulillah, kita memiliki beberapa sahabat ustaz alumni pesantren. Sehingga pengajian kitab dari langgar ke langgar ini dapat dilaksanakan. Secara bergantian dan berkala, para ustaz membagikan pemahamannya kepada sahabat-sahabat,” pungkasnya.
Pada akhirnya, Agil berharap jajaran Pimpinan Ranting GP Ansor Bedilan Gresik dapat secara istiqomah dalam menggelar pengajian kitab klasik peninggalan para Muassis NU. Pasalnya Langgar adalah titik berangkat dari terbentuknya peradaban Islam. Salah satunya, yakni Gresik Kota Santri. (Chidir)