KEDAMEAN | NUGres – Malam itu, suasana di Masjid Miftahurrosyidin, Dusun Kemuning, Desa Menunggal, Kedamean terasa berbeda. Belasan pelajar NU berkumpul dengan spirit kebersamaan yang sulit digambarkan. Motivasi kuat beserta tekad menyatukan mereka untuk bertemu.
Waktu menunjuk tepat pukul 23.00 WIB pada Sabtu, 21 Desember 2024. Mereka memulai sebuah perjalanan spiritual. Sebuah rihlah menuju Yogyakarta untuk mengenang jejak para muassis IPNU IPPNU.
Rihlah ini bukan sembarang perjalanan. Bagi kader PR IPNU IPPNU Kemuning, rihlah adalah momen untuk tafakur, merenungi jejak perjuangan para pendahulu.
Merefleksikan diri, mengingat kembali, sekaligus tadabbur demi menggali hikmah dan nilai-nilai ilmu dari sumbernya langsung; muassis IPNU IPPNU.
Melalui rihlah, mereka hendak memperdalam hubungan emosional-spiritual terhadap warisan luhur nilai-nilai dari IPNU IPPNU.
Agenda rihlah tersebut menjadi rangkaian kegiatan menuju Rapat Anggota VII yang direncanakan pada akhir Januari 2025.
Rombongan satu elf yang terdiri dari 13 anggota PR IPNU IPPNU ini meluruskan niatnya. Sebelum keberangkatan, doa bersama dilantunkan, memantapkan hati dan pikiran.
Harapannya, perjalanan rihlah ini menjadi bagian dari upaya penguatan spiritual untuk memantapkan hati berkhidmah di IPNU IPPNU.
Perjalanan panjang pun ditempuh. Rombongan berangkat menuju ke Yogyakarta. Istirahat singkat mereka lakukan, bersinggah di rest area daerah Ngawi sekitar pukul 01.30 WIB.
Setelah istirahat dirasa cukup, rombongan PR IPNU IPPNU Kemuning kembali melanjutkan perjalanan. Tiba waktu Subuh, rombongan berhenti sejenak untuk menunaikan ibadah Shalat di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo.
Setelahnya, perjalanan berlanjut, hingga tiba di Pondok Pesantren Sunni Darussalam, Sleman, Yogyakarta, pada Minggu pagi, 22 Desember 2024, pukul 09.00 WIB.
Kedatangan mereka disambut hangat oleh rekan-rekanita PK IPNU IPPNU Sunni Darussalam dan Bu Nyai Hj. Nisrinun Hikmah, putri KH Tholchah Mansoer, salah satu muassis IPNU.
Dalam pertemuan itu, Bu Nyai Nisrinun menyampaikan pesan mendalam, “Dalam berorganisasi kita tidak boleh gengsi. Kita harus membuktikan bahwa IPNU IPPNU mampu mengisi kursi-kursi pemerintahan,” pesannya.
Rihlah dilanjutkan dengan ziarah ke makam Nyai Hj. Umroh Mahfudloh di Sleman. Keheningan terasa begitu khusyuk saat doa-doa dilantunkan. Tidak berhenti di situ, rombongan melanjutkan perjalanan ke Desa Dongkelan Kauman, makam KH Tholchah Mansoer.
“Tujuan rihlah ini adalah agar kita lebih mengenal IPNU IPPNU sekaligus menumbuhkan semangat dan jiwa militansi dalam berorganisasi,” ungkap Ketua PR IPNU Kemuning, M. Nizar Firmansyah.
Menjelang siang setelah ziarah, rombongan singgah sejenak di Masjid Jogokariyan. Salah satu masjid ikonik terkenal dengan manajemen modern dan profesionalnya.
Selain untuk membersihkan diri dan melaksanakan sholat, mereka juga ingin belajar tata kelola dari salah satu masjid yang menginspirasi.
Penulis: Febrian Kisworo
Editor: Chidir Amirullah