Oleh : Ahmad Mubarok*
KOLOM KALEM | NUGres – Di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat, tantangan yang dihadapi generasi muda, khususnya santri, semakin kompleks. Dalam konteks ini, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) hadir sebagai wadah juang yang strategis untuk mewujudkan cita-cita Kiai Tolchah Mansoer, yaitu mencetak intelektual santri yang tidak hanya cerdas dalam ilmu agama, tetapi juga tanggap terhadap perkembangan zaman. Dengan memanfaatkan teknologi dan pendekatan inovatif, IPNU dapat menjadi penggerak utama dalam menciptakan santri yang siap berkontribusi di masyarakat.
Pertama, IPNU harus memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana untuk memperluas akses pendidikan. Di era informasi ini, internet menjadi sumber pengetahuan yang tak terbatas. IPNU dapat mengembangkan platform pembelajaran online, webinar, dan forum diskusi yang memungkinkan santri dari berbagai daerah untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman. Dengan cara ini, santri tidak hanya mendapatkan pendidikan formal, tetapi juga memperkaya wawasan mereka dengan pengetahuan yang relevan dan up-to-date. Ini sejalan dengan visi Kiai Tolchah yang menginginkan santri menjadi individu yang berilmu dan berdaya saing.
Kedua, IPNU perlu mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dengan keterampilan abad ke-21. Selain menguasai ilmu agama, santri juga harus memiliki keterampilan digital, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis. Dalam hal ini, IPNU dapat menyelenggarakan pelatihan keterampilan, seperti coding, desain grafis, dan manajemen media sosial. Dengan demikian, santri akan memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompetitif. Keterampilan ini tidak hanya akan meningkatkan daya saing santri, tetapi juga membuka peluang bagi mereka untuk berkontribusi lebih besar dalam masyarakat.
Ketiga, IPNU harus berperan aktif dalam isu-isu sosial yang dihadapi masyarakat. Dalam semangat Kiai Tolchah, yang selalu menekankan pentingnya pengabdian kepada masyarakat, IPNU dapat menginisiasi program-program sosial yang berbasis pada kebutuhan masyarakat. Misalnya, melalui kampanye kesadaran lingkungan, program kesehatan, atau pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dengan melibatkan santri dalam kegiatan sosial ini, mereka tidak hanya belajar tentang kepemimpinan dan kerja sama, tetapi juga merasakan dampak positif dari kontribusi mereka terhadap masyarakat. Ini adalah bentuk nyata dari intelektual santri yang peduli dan berkomitmen untuk memajukan umat.
Lebih jauh lagi, IPNU juga harus menjadi platform untuk membangun jaringan dan kolaborasi antar santri di seluruh Indonesia. Dalam era digital, komunikasi dan pertukaran ide menjadi lebih mudah. IPNU dapat memanfaatkan media sosial dan aplikasi komunikasi untuk menghubungkan santri dari berbagai latar belakang, sehingga tercipta sinergi dalam pengembangan intelektual dan sosial. Dengan cara ini, santri dapat saling mendukung dan berkolaborasi dalam berbagai proyek yang bermanfaat bagi masyarakat.
Akhirnya, untuk mewujudkan cita-cita Kiai Tolchah Mansoer, dukungan dari semua pihak sangatlah penting. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat perlu bersinergi untuk memberikan ruang dan kesempatan bagi IPNU dalam mengembangkan potensi santri. Dengan kolaborasi yang kuat, cita-cita luhur ini tidak hanya akan menjadi impian, tetapi akan terwujud dalam bentuk nyata: intelektual santri yang berkontribusi untuk kemajuan masyarakat dan bangsa.
Dengan demikian, mari kita dukung IPNU sebagai wadah juang yang tidak hanya mencetak intelektual, tetapi juga pemimpin masa depan yang berintegritas, peduli, dan siap menghadapi tantangan zaman. Dengan semangat Kiai Tolchah Mansoer, kita akan bersamasama membangun generasi santri yang cerdas, berdaya saing, dan berkontribusi untuk kebaikan umat di era digital ini.
*Ahmad Mubarok, Anggota Departemen Seni Budaya dan Olahraga Pimpinan Ranting IPNU Mojopurowetan masa khidmat 2022 – 2024, Koordinator Departemen Kaderisasi Pimpinan Anak Cabang IPNU Bungah masa khidmat 2024 – 2026.