GRESIK | NUGres – Menurut Wakil Ketua PCNU Gresik, Dr. Ahmad Syifaul Qulub mengisahkan sebermula digelarnya pengajian kitab Idhotun Nasyiin.
Kisah Pak Afuk, demikian sapan akrabnya, disampaikan kepada NUGres, setelah pada Selasa malam (10/9/2024) ngaji rutin Kitab Idhotun Nasyiin di Kantor PCNU Gresik yang diampu oleh Gus Atta Syifa’ Nugraha, telah khatam disajikan ke khalayak secara tatap muka melibatkan para kaum muda NU dalam prosesnya. Juga secara online, disiarkan via live streaming YouTube NUGres Channel.
Seperti diketahui, Gus Atta meneruskan ngaji kitab Idhotun Nasyiin sejak 19 Januari 2021. Kala itu beberapa waktu pasca wafatnya almaghfurlah KH Robbach Ma’shum pada tanggal 22 September 2020.
Sedangkan Kiai Robbach sebelumnya merupakan pengasuh ngaji Kitab Idhotin Nasyiin yang dirintis para inisiator sejak tahun 2017 dan baru digelar untuk kali pertama pada Selasa 10 April 2018.
“Nawaitu kita dulu itu ingin di NU (PCNU Gresik) ada kegiatan yang bersifat rutin. Salah satu kegiatan bersifat rutin itu ada yang berkaitan dengan persoalan dzikir, dan ada yang berkaitan dengan persoalan tafaqquh fiddin. Yaitu Ngaji. Kalau dzikir itu sudah banyak fokus di MWC-MWC melalui Lailatul Ijtima’. Di sini (PCNU) ikhtiarnya ngaji untuk meramaikan nasyrul Ilmi para sesepuh waktu itu. Nasyrul Ilmi saat itu adalah KH Robbach Ma’sum,” kisah Pak Afuk kepada awak NUGres, Rabu (11/9/2024) pagi.
Lebih jauh, Pak Afuk membagikan apa yang dia ingat dan dikenangnya. Seperti jatuhnya pilihan pengampu ngaji rutin PCNU Gresik dengan meminta kesediaan almaghfurlah Kiai Robbach.
Menurutnya hal itu didasarkan pertimbangan ketokohan Kiai Robbach selaku Mustasyar PCNU Gresik yang sudah tidak diragukan secara keilmuan juga pengalamannya. Terlebih yang ia usulkan ialah ngaji kitab Idhotun Nasyiin karya Syaikh Musthafa Al-Ghalayini.
Selain itu, bagi Pak Afuk, Kiai Robbach menjadi teladan dalam menggerakkan fikriyah dan harokah jamaah dan jamiyyah Nahdlatul Ulama di Kabupaten Gresik.
“Kiai Robbach juga sempat menanyakan kenapa kok dirinya yang harus mengisi? kita sampaikan argumentasi bahwa selain beliau merupakan Mustasyar PCNU Gresik, beliau juga menjadi teladan dalam menggerakkan fikriyah, harakah dan semangat serta menjadi pengingat dan penggerak anak-anak muda NU,” sambungnya.
Melanjutkan kisah, Pak Afuk bilang bahwa saat meminta kesediaan Kiai Robbach untuk mengampu dengan berlapis-lapis argumentasi itu agar ikhtiar membangkitkan semangat kalangan muda NU bisa dilakukan melalui kajian kitab Idhotun Nasyiin.
Ngaji pun selanjutnya, seingat Pak Afuk diawali dan dibuka pada bulan Puasa sekira tahun 2017. Saat itu ngaji masih belum ada streaming seperti saat ini.
“Dalam perjalanannya, kadang Kiai Robbach itu, Ya Allah.. datang ke sini (Kantor PCNU) dengan menyopiri kendaraannya sendiri. Bahkan suatu saat kendaraannya pernah sempat mengalami senggolan pas perjalanannya ke sini,” ungkapnya dengan nada bergetar.
Kiai Robbach, kenang Pak Afuk, dalam beberapa tahun mengasuh ngaji kitab bahkan tidak pernah cuti atau libur. Bila pun hendak akan ada kegiatan, biasanya beliau langsung memampatkan materi pengajian.
Sedangkan untuk pilihan pasaran hari malam Rabu Legi, diajukan Pak Afuk dengan anggitan keutamaan hari Rabu sebagai waktu yang tepat bagi para penuntut ilmu. Sedangkan pilih Rabu “Legi” dengan harapan audiens antusias dan ngaji berlangsung semarak.
Pengajian kitab Idhotun Nasyiin yang diampu Kiai Robbach juga memantik semangat ngaji saat momentum bulan puasa, yang dalam hal ini diasuh sejumlah Ustadz senior dan para kiai lainnya.
Penulis: Luthfi Anshori
Editor: Chidir Amirullah