GRESIK | NUGres – Ahad pagi itu, Gedung Nasional Indonesia (GNI), salah satu bangunan cagar budaya di Kabupaten Gresik yang diresmikan pada 17 Agustus 1960 dipenuhi riuh tepuk tangan dan lantunan merdu qasidah gambus.
Belakangan diketahui, pada gedung yang dalam sejarahnya dibangun dengan semangat gotong-royong dan urunan warga kabupaten Gresik ini, digelar Festival Qasidah Gambus 2024.
Event ini menjadi magnet bagi para pecinta seni Islami di Kabupaten Gresik, bahkan menghidupkan kembali memori kejayaan seni qasidah yang pernah menjadi primadona pada era 90-an.
Setidaknya memang dulu, alunan qasidah menjadi seni penampil berbagai acara, dari pernikahan hingga pengajian. Bahkan santri-santri sejumlah pondok pesantren juga menampilkan kreasi kasidah dengan iringan ketukan rebana dalam akhirussannah.
Hari itu Ahad 8 Desember 2024, di tengah gemerlap festival, seni qasidah kembali menunjukkan pesonanya. Puluhan peserta, mulai dari kalangan Gen Z hingga dewasa, tampil penuh semangat, menghidupkan panggung dengan syair-syair Islami yang menenangkan jiwa.
Qasidah adalah kepingan Identitas Kota Santri
Ketua PASQI, Saadatul Fitriah, tak dapat menyembunyikan rasa syukurnya. “Tujuh tahun perjalanan PASQI adalah hasil kerja keras dan dukungan semua pihak. Festival ini bukan sekadar lomba, tetapi juga dakwah kami melalui seni qasidah,” ungkapnya saat menyampaikan sambutan pembukaan, Ahad (8/12/2024), disambut antusiasme hadirin.
Hari ini, kata dia, PASQI terus bertahan dan kian mengakar di Kota Pudak. Dengan anggota aktif sebanyak 32 grup dan binaan hingga 52 grup, PASQI kokoh dengan slogannya, “Pelopor Seni Qasidah di Kabupaten Gresik,” serta mottonya, “Menebar Dakwah dengan Seni Qasidah.
Ia juga menyampaikan bila visi besar komunitas ini untuk memastikan bahwa terus terjalin silaturahmi dan kelestarian seni qasidah di Kabupaten Gresik, “maka PASQI terus menjadi garda terdepan dalam mempertahankan seni Islami ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Sutrisno, Ketua Dewan Pembina PASQI, juga menegaskan pentingnya qasidah sebagai bagian dari identitas Gresik.
“Qasidah adalah cermin dari karakter kota ini sebagai kota santri. Seni ini harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya,” ujarnya penuh semangat.
Generasi Z dan Masa Depan Qasidah
Salah satu harapan besar datang dari Wakil Bupati Gresik terpilih, dr. Asluchul Alif. Ia menyampaikan keinginannya agar seni qasidah ke depannya dapat menarik lebih banyak generasi muda.
“Tahun depan, mari kita libatkan lebih banyak remaja dan merangkul UMKM lokal, sehingga seni qasidah dapat menjangkau seluruh pelosok Gresik,” ujar pria yang kerap disapa dokter Alif itu kala membuka event ini dengan penuh optimisme.
Di era modern ini, upaya melibatkan generasi muda bukanlah hal mudah. Namun, semangat PASQI untuk terus menjembatani tradisi dengan kebutuhan zaman menjadi alasan utama seni qasidah tetap bertahan.
Festival ini tidak hanya menjadi panggung seni, tetapi juga momentum berbagi kebaikan. Di sela-sela acara, PASQI memberikan santunan kepada anak-anak yatim piatu, mengingatkan bahwa seni qasidah adalah tentang membawa keberkahan dan kebersamaan.
Festival Qasidah Gambus 2024 bukan hanya perayaan seni, melainkan juga pengingat akan kejayaan masa lalu dan harapan masa depan. Dengan qasidah, Gresik sebagai kota santri terus merajut harmoni tradisi dan dakwah, menjadikan seni ini sebagai jembatan silaturahmi yang tak lekang oleh waktu.
Editor: Chidir Amirullah