GRESIK | NUGres – Sudah lumrah bila setiap kunjungan guru mulia seperti Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz, ke suatu wilayah atau negara mendapatkan sambutan yang menggebu-gebu dari para muhibbinnya.
Karenanya, pesan penting dalam memberikan penyambutan disertai akhlak atau tata krama, disampaikan oleh Habib Abdul Qodir Ba’abud dalam akun instagram @habibumar_indonesia.
Dalam video yang diakses NUGres, Jumat (18/8/2023), Habib Abdul Qodir Ba’abud menyampaikan bila para Muhibbin harus menjaga akhlak agar mendapatkan barokah dari ulama sufi tersebut.
Caranya, kata dia, dengan tidak melakukan penyambutan secara brutal terhadap kedatangan Habib Umar bin Hafidz. Apalagi sampai terjadi insiden saling dorong.
“Habib Umar itu mulai dari Subuh ngedepi orang terus, orang rebutan mau salaman. Sudah diperingatkan jangan salaman, tetep maju, salaman. Nanti jaga. Begitu deket salaman,” kata Habib Abdul Qodir Ba’abud dalam konten video tersebut.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa barokah kehadiran guru mulia seperti Habib Umar bin Hafidz sama sekali tidak akan berkurang walau tidak menyentuh tangannya karena keadaan yang tidak memungkinkan.
“Dikira yang salaman itu dapat barokah lebih banyak dari yang jauh, yang tidak salaman. Ndak, justru yang salaman itu mengganggu, akibatnya lebih jelek. Itu bukan akhak yang baik,” sambungnya.
Ia menjelaskan kalau cara memperlakukan guru dengan akhlak yang baik itu dapat dilihat seperti para santri pondok pesantren kepada para kiai atau gurunya.
“Lihat di pondok pesantren itu, mau keluar sama gurunya ndak berani mendahului. Mundur. Itu penghormatan. Tapi kalau dorong-dorongan, sampai surbannya (Habib Umar bin Hafidz) hampir jatuh, ini sudah keterlaluan itu,” imbuhnya.
Yang lebih disesalkan lagi, kalau Muhibbin merangsek dan mengoyak-ngoyak barisan penjagaan ternyata hanya untuk selfi. “Ini apa ini, niatnya apa? Niatnya mau salaman, mau cari barokah atau mau cari apa? Apa buat bangga-banggaan?,” ujarnya.
Diakhir pesannya, Habib Abdul Qodir Ba’abud mengetuk kesadaran Muhibbin agar bersama-sama memulaikan para guru dengan penghormatan baik.
“Jadi kalau ada orang betul-betul kita harapkan nasehatnya, orang-orang yang alim, itu harus kita hormati,” tandasnya.