Gresik BerAkhlak Bismillah
Oleh : Nur Fakih*
Dua ribu dua puluh tiga (2023) setahun lagi. Bupati Gus Yani sudah menyiapkan progam kerjanya yang dipaparkan dalam acara Forum Konsultasi Publik, Selasa (11 Januari 2022). Peluang dan tantangan Gresik 2023 dijelentrehkan tanpa satir, terbuka dan diwarnai optimistis tinggi selain ada pesimistis sebagai selingan yang menyelilit.
Tantangan terberat masih terkait dengan angka kemiskinan yang tinggi. Pada tahun lalu mencapai 12.42 % lebih tinggi dari tingkat kemiskinan Jatim sebesar 11.40 % dan dari rata-rata kemiskinan tingkat nasional sebesar 10.14 %. Dibanding tahun 2020 jumlah penduduk miskin pada 2021 bertambah 2.300 orang atau naik 0,02 %. Diperkirakan angkanya akan turun menjadi 11,91 % pada tahun 2022 dan turun lagi menjadi 11,74 % pada 2023.
Gresik yang dikenal sebagai kota; industri, perdagangan, maritim, pertambangan dan agrobis realitasnya tidak memberi peluang kerja pada warganya. Di kota ini, angka pengangguran cukup memprihatinkan mencapai 8,21% pada tahun 2020 dan turun sedikit atau sekitar 0,21% pada tahun 2021 dan diprediksi turun lagi menjadi 7,78% tetapi angka pengangguran ini diperkirakan melejit melangit menyentuh angka 16,81% pada 2023.
Tingginya angka kemiskinan di atas rata regional dan nasional ini diakibatkan pandemi Covid 19 yang tidak dijadikan tantangan untuk mengembangkan inovasi dan kreatifitas, tetapi justru membiarkan virus ini membunuh dengan leluasa segala sendi kehidupan. Langkah preventif dan inovatif untuk menurunkan jumlah penduduk miskin dan mengurangi angka pengangguran, Pemkab Gresik sudah menyiapkan program; pemberdayaan dan pengembangan UMKM, pendidikan dan pelatihan pengembangan ekonomi kreatif, diversifikasi usaha perkebunan, pertanian dan perikanan dan kegiatan lainnya. Bahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ini, pada tahun 2023 disiapkan dana Rp 1,27 Triliun.
Bupati Gus Yani bukanlah tokoh ayam sayur, mengetahui dengan jelas titik tumpu yang perlu diperkuat menuju Gresik baru. Meski hasilnya tidak bisa langsung disaksikan hari ini, tetapi menyiapkan peserta didik melalui program pengelolaan pendidikan bermutu adalah sebuah keniscayaan. Pendidikan dijadikan titik tumpu untuk menghadirkan Gresik yang beda. Maka sangat lazim jika pada 2023, Pemkab akan menyiapkan anggaran Rp 964,6 Miliar terbesar kedua dari anggaran yang disedikan untuk sekian program kerja yang lain.
Di bidang infrastruktur, Pemkab Gresik menyiapkan dana sebesar 530,6 Miliar. Dari penyediaan dana ini, terlihat program penanggulangan banjir masih menunggu dana transfer pusat, atau kesungguhan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Akibat beda kewenangan antara pemerintah daerah dan pusat untuk menangani banjir yang melanda kawasan Balongpanggang, Benjeng, Cerme, Menganti dan Kedamean ini, memaksa Pemkab Gresik bekerja sesuai dengan kewenangannya.
Banjir Kali Lamong yang merugikan fisik dan nonfisik selama berpuluh-puluh tahun itu ternyata tidak sederhana menanggulanginya. Pesimis? Seharusnya di tengah badai kesulitan itu, dibangkitkan optimistis setinggi-tingginya agar bisa mewujudkan Gresik baru, Gresik bebas banjir. Sebab kepasrahan bukanlah ruh dari surat al-Insyirah ayat 5 sampai 8, yang memberi makna bahwa jika satu kesulitan itu berhasil diseleseikan, maka setelahnya akan dibukakan kemudahan-kemudahan yang mendatangkan keuntungan berganda-ganda.
Tahun 2023, Gresik sudah dibanjiri kekuatan dan persoalan. Kekuatan itu datang dari tenaga muda yang energik, fresh, bisa bekerja dengan harapan besar. Mereka hadir menggantikan senior-seniornya yang sudah purnatugas. Dan pada saat yang tepat, Gresik dipimpin bupati muda, H Fandi Ahmad Yani seorang pengusaha sukses yang visioner. Bersama Hj. Aminatun Habibah sebagai wakilnya, akan menjadi duet kolaboratif yang kokoh.
Dengan kekuatan APBD 3,69 Triliun, merupakan batu ujian terakhir apakah bisa meloncati persoalan besar itu dengan ciamik ataukah justru berjalan datar-datar saja. Jika saja 2003, program kerja yang didasarkan pada BerAKHLAK; Berorientasi Layanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kompeten berjalan dengan baik maka harapan rakyat terhadap janji kampanye tahun lalu akan terealisir dengan baik.
Mulailah tahun ini bekerja dengan menggunakan prinsip BISMILLAH; Bijak untuk menentukan prioritas program tidak sekadar berbagi habis anggaran, Superlatif yaitu mengoptimalkan pendapatan asli daerah, bermitra atau menjalin kerja sama dengan stakesholder, Lantang dengan selalu proaktif mencari sumber dana baik dari pusat maupun yang lain serta Lawanlah agar bisa melebihi hasil proyeksi.
Tekad sudah dicanangkan pantang mundur, layar sudah berkembang pantang pulang kampung. Waktu tinggal selangkah lagi, tahun 2023 penentunya. Jika sukses maka jalan sukses 2024 akan terbuka selebar-lebarnya. Jika sebaliknya…Wallahul a’lam bisshowab.