GRESIK | NUGres – Suasana Langgar Oesman atau Langgar Pondok juga biasa disebut Langgar Kiai Zubair yang terletak di Pekauman, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik nampak lebih semarak beberapa waktu setelah salat Tarawih, Selasa (19/3/2024) malam.
Di langgar bersejarah itu, diketahui bahwa para pemuda NU dari dua ranting GP Ansor di Kecamatan Gresik yakni Pekauman dan Bedilan, melakukan peringatan Haul Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari dan Muassis NU.
Lantunan shalawat kepada junjungan Nabi Muhammad Saw dengan rancak rebana mengawali kegiatan yang juga nampak dihadiri para masyayikh dan tokoh NU setempat.
Haul Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari dan Muassis ini dirangkaikan dalam pertemuan rutin Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor (MDS RA).
Setelah istighosah para penggiat GP Ansor Pekauman dan Bedilan ini diajak untuk meneledani perjuangan Hadratussyaikh dan Muassis NU melalui pemaparan sejarah singkat yang disampaikan oleh pemerhati sejarah ulama Nusantara, KH Ma’mun Zein dari Leran, Manyar Gresik.
“Kita bersyukur, kita berada di tempat yang insya Allah mengumpulkan tiga kemuliaan, yaitu kemuliaan waktu (sarofus zaman), kemuliaan tempat (syariful makan) dan kemuliaan keilmuaan (syariful a’yan) dengan mengkhidmati perjuangan para Muassis NU melalui majelis haul yang digelar para pemuda GP Ansor Bedilan dan Kauman,” tutur Kiai Ma’mun saat dihubungi NUGres, (19/3/2024) seusai acara tersebut.
Eks ketua Pimpinan Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Gresik dalam forum tersebut menjabarkan bagaimana tempat berlangsungnya kegiatan itu mengandung keberkahan lantaran menjadi Pondok Pertama di Perkotaan Gresik yang diasuh oleh KH Zubair.
“Mbah Zubair dan Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari merupakan ulama sezaman di abad 19 yang secara keilmuan sama-sama pernah menimba ilmu ke Sayyid Abu Bakar Syatha pengarang kitab Hasyiah Ianah al Thalibin sebuah syarah dari kitab Fathul Mu’in,” sambungnya.
Lebih lanjut, kata Kiai Ma’mun, masuknya KH Zubair dalam struktur sebagai Mustasyar PBNU pertama, dengan Rais Akbar KH M Hasyim Asy’ari bukanlah hal yang tiba-tiba. Melainkan, karena satu sama lain sama-sama dekat.
Sementara itu, mewakili jajaran ranting GP Ansor Bedilan dan Pekauman sahabat Agil Abdullah juga menegaskan bahwa pihaknya bersama dengan sahabat-sahabat ranting kauman akan terus menerus menyosialisasikan tentang pentingnya mengenal siapa saja pendiri NU.
Menurut sahabat Agil, majelis-majelis seperti ini dibutuhkan dan sangat penting sebagai pemacu semangat generasi milenial NU berpegang teguh kepada ajaran leluhur serta melestarikannya.
“Pemuda NU wajib mengenal dan bangga dengan perjuangan Kyai-kyainya agar tidak mudah terpengaruh dengan ajaran-ajaran baru yang tidak bersanad,” cetus sahabat Agil, ketua GP Ansor Bedilan, Gresik.
Editor: Chidir Amirullah