GRESIK | NUGres – Sedari dulu masyarakat pesisir pantai di Kota Gresik memilik corak keberagamaan yang kuat. Amaliyah, harakah, dan fikrah ahlussunnah wal jamaah an-nahdliyah tumbuh dan berkembang dengan pusparagam interaksi sosial.
Hidup dalam seikat nilai kebersamaan, saling berbagi, dan bersyukur ini tidak terlepas dari ajaran luhur yang telah diwariskan oleh para ulama islam nusantara yang juga merupakan para santri walisongo.
Warisan itu juga terus dijaga hingga hari ini. Sepertimana warga Kroman Karangpasung yang melangsungkan ziarah ke Makam Mbah Kiai Sindujoyo Gresik. Ratusan warga dari berbagai usia itu melakukan ziarah Ke Makam Mbah Sindujoyo beberapa Hari Raya jelang Iduladha 1444 Hijriah.
“Kegiatan bersama Ranting NU Kroman dan seluruh Masyarakat Kroman Karangpasung Gresik ini Sudah menjadi tradisi di setiap tahunnya. Ini juga jadi rangkaian Haul Mbah Kiai Sindujoyo,” kata Chusnul Arif, Pengurus Ranting NU Kroman Gresik, Rabu (28/6/2023).
Imam salat di Langgar Sindujoyo itu juga mengatakan, warga berjalan kaki bersama-sama menuju Jalan Usman Sadar Gresik, di Makam Dalem tempat bersemayam Mbah Kiai Sindujoyo.
“Mudah-mudahan tradisi warga Kroman Karangpasung yang berziarah kubur ke makam Mbah Sindujoyo guna wujud syukur dan ngalap barokah ini terus lestari. Alhamdulillah, banyak generasi muda dan ibu yang mengajak anaknya. Mereka yang nanti yang akan meneruskan tradisi ini,” harapnya.
Selain ziarah Mbah Sindujoyo dan Nyai Pesalatan yang merupakan muassis pesisir kota Gresik itu, kegiatan berlanjut pada 1 Juli 2023, warga Kroman Karangpasung bakal kembali lakukan perlawatan ke makam Sunan Giri, Sunan Prapen, hingga Nyai Siti Fatimah binti Maimun di Leran, Manyar.