*Oleh Dr Syifaul Qulub
KOLOM KALEM | NUGres – Menyikapi kasus kekerasan di lembaga pendidikan keagamaan menjadi catatan, bahwa sejatinya diperlukan peningkatan monitoring penyelenggaraan pendidikan baik keagamaan, non keagamaan, negeri dan atau swasta, termasuk masyarakat yang merupakan stakeholder.
Masyarakat tentu juga berhak memantau dan memberikan masukan yang positif untuk kebaikan penyelenggaraan pengelolaan pendidikan di lingkungan masing-masing, dengan bijak serta penuh keteladanan.
Kendatipun juga catatan bagi guru dan instansi atau organisasi profesi guru, tetap terus melakukan pembinaan baik dari segi hardskill maupun softskill guru.
Sebagai guru yang bijaksana, ia akan terus mencari metode alternatif yang lebih efektif dalam mempersiapkan anak didik secara mental dan moral, saintikal, spiritual, dan etos sosial, sehingga anak dapat mencapai kematangan yang sempurna, memiliki wawasan yang luas dan kepribadian yang tauhidi. Nah, kepribadian yang tauhidi (meng-Esa-kan Allah semata) itulah yang tak banyak dimiliki lembaga pendidikan kita.
Bersyukur di Kabupaten Gresik ini tengah giat-giatnya memasifkan khotmil Qur’an di setiap sekolah baik negeri maupun swasta. Visinya, tentu agar terbangun nuansa Qur’ani secara perlahan. Terbentuk perilaku Qur’ani sebagaimana harapan masyarakat Gresik.
Salah satu upaya membumikan nilai-nilai Alquran di kota santri, dapat dipotret kala Penutupan Hari Santri Nasional (HSN) di gelar gerakan Khotmil Qur’an 1000 majlis yang diselenggrakan PCNU dan Pemkab Gresik beberapa waktu lalu.
Dengan demikan diharapkan guru akan mendampingi dan mendidik anak dengàn hati, sehingga mudah mengontrol diri.
Berharap pada instansi terkait dan segenap orgnisasi profesi lebih meningkatkan pendalaman materi softskil guru dan supervisi kinerja guru lebih menekankan pada aspek spiritualitas guru. Kiranya demikian. Wallahu A’lam.
*Dr Syifaul Qulub, Ketua STAI Daruttaqwa dan Wakil PCNU Gresik.