CERME | NUGres – Pelaksanaan Lailatul Ijtima’ MWC NU Cerme telah berlangsung di Aula KH. Ghufron Thohir YPI Darussalam, Kecamatan Cerme, Jum’at (12/11) malam. Warga nahdliyin dari berbagai desa di wilayah Cerme berduyun-duyun datang memasuki ruangan.
Acara diawali dengan istighotsah yang dipimpin oleh Ust. Mujib (Ketua LDNU Cerme), dan dilanjut dengan pembacaan sholawat nabi, jamaah Lailatul Ijtima’ diajak mempelajari kandungan Al Qur’an melalui sesi sinau bareng Tafsir Al Munir.
Pada Lailatul Ijtima’ edisi yang ke-12 ini, pembahasan tafsir tiba pada Surat Al-Quraisy. Drs. Arsyad Jauhari yang bertindak sebagai narasumber, mengawali pemaparannya dengan menjelaskan maksud dari istilah “Quraisy”.
“Quraisy adalah gelar dari an-Nadhor ibnu Kinanah, yang merupakan kakek Nabi Muhammad SAW yang ke-tigabelas. Dengan demikian, yang disebut dengan kaum Quraisy adalah merujuk pada kaum keturunan dari an-Nadhor ibnu Kinanah,” ujarnya.
Kaum Quraisy Mekah, kata Arsyad, bermata-pencaharian sebagai pedagang. Tradisi mereka ialah berdagang dua kali dalam setahun, pada musim panas ke Syam, pada musim dingin ke Yaman.
“Dan sebagaimana termaktub pada surat Al Quraisy, Allah menyuruh mereka untuk tetap menyembah Allah yang telah melimpahkan nikmat kepada mereka khususnya berupa kecukupan makanan dan keamanan dari rasa takut,” terangnya.
Lebih lanjut, Arsyad menggarisbawahi bahwa meskipun surat Al-Quraisy eksplisit membicarakan kaum Quraisy, namun pesan generalnya dapat dipetik oleh umat muslim secara umum.
Pertama, surat ini mengingatkan bahwa sesibuk apapun, berdagang misalnya, umat jangan sampai meninggalkan pengabdian kepada Allah, sebab Allah-lah yang memberi dua perlindungan ; ketahanan pangan/ekonomi dan keamanan.
Kedua, surat ini menggambarkan adanya relasi antara pertumbuhan ekonomi dan stabilitas keamanan. Keduanya saling berkaitan dan saling mempengaruhi ; ekonomi yang tumbuh melahirkan keamanan yang stabil, dan stabilitas keamanan memicu pertumbuhan ekonomi. (Rifq)