BUNGAH | NUGres – Sebagai salah satu pondok pesantren tertua di Indonesia, Pondok Pesantren Qomaruddin yang terletak di Bungah Gresik, memiliki ratusan koleksi manuskrip peninggalan para muassis. Kini sebagian besar koleksi itu telah terkumpul di Galeri Manuskrip Sampurnan.
Harta karun yang tak ternilai harganya itu menjadi bukti kedahsyatan keilmuan para muassis Pondok Pesantren Qomaruddin dalam berbagai bidang keilmuan. Tulisan tangan dari KH. Sholih Tsani, KH. Abdurrahman, hingga KH. Sholeh Musthofa, membuktikan bahwa Pondok Pesantren Qomaruddin menjadi pusat keilmuan Islam.
Ratusan judul salinan kitab tertata rapi di Galeri Sampurnan, mulai dari kitab Tauhid (Qoshidah Lis Shibyan, Aqidatul Awwam, dsb), Fiqih (Safinah, Fathul Qorib, Muin, dsb), Tafsir, Qishoh, Tasawuf, hingga falak.
Galeri Manuskrip Sampurnan itu disambangi oleh salah satu guru besar filologi Indonesia Prof. Oman Fathurahman beserta para peneliti BRIN dan beberapa filolog lainnya pada Sabtu 30 November 2024. Didampingi para pengurus Yayasan Pondok Pesantren (YPP) Qomaruddin, mereka melihat langsung dan berdiskusi tentang kedahsyatan ilmu para muasis.
Tidak hanya melihat fisik manuskrip, mereka juga melihat hasil digitalisasi manuskrip-manuskrip tersebut yang sebelumnya sudah dilakukan bekerja sama dengan Dreamsea, Nahdlatut Turats, dan yang terakhir dengan British Library. Total hasil digitalisasi itu ada lebih dari 300-an kitab.
Prof. Oman mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh YPP Qomaruddin dalam melestarikan dan pengkajian khazanah keilmuan para muasis. Upaya itu diharapkan kini lebih mengintensifkan ke upaya pengkajian dan penerbitan hingga pengaplikasian dalam kurikulum pendidikan di pesantren.
“Kitab yang ditulis KH. Sholeh Tsani ini, kalau dalam dunia akademik bisa dikatakan sebagai collective memory atau ingatan bersama, umat Muslim Indonesia pada zaman itu. Di Ngariksa, sifat 20 (Sifat wajib Allah) itu hampir selalu kita temukan,” tutur Prof Oman merujuk pada manuskrip Qoshidah Lis Shibyan karya KH. Sholeh Tsani.
Setelah mengikuti soft launching Galeri Manuskrip Sampurnan, acara dilanjutkan dengan Gelar Wicara, dimana dimulai dengan membaca Li khomsatun dan membaca bersama kitab Qoshidah Lis Shibyan. Pemangku Pondok Pesantren, KH. M. Ala’uddin mengawali pembacaan kitab, dilanjut Prof Oman, hingga diakhiri oleh K. Mudlofar Usman.
“Manuskrip, satu halaman saja, bisa membuat kita menemukan jati diri kita,” tutur Prof. Oman dalam gelar wicara yang juga disiarkan secara Live Streaming di kanal YouTube Pondok Qomaruddin.
Pengampu Ngariksa itu banyak menjelaskan kekayaan khazanah keilmuan yang terdapat dalam manuskrip Sampurnan. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hamidiyyah itu di Bulan Ramadan kemarin mengaji salah satu manuskrip Sampurnan, yaitu Qoshidah Lis Shibyan.
“(Qoshidah Lis Shaum) ini luar biasa. Tentang puasa, banyak kita temukan, di Safinah, Kasifatun, dan sebagainya. Tapi yang bentuk nadhom, tidak mudah loh. Menyusun bahr (rima) itu tidak mudah,” imbuhnya.
Pasca gelar wicara, Prof Oman juga melakukan ziarah ke maqbaroh Kiai Qomaruddin dan KH. Sholih Tsani. Ke depan, pihaknya berharap agar Pondok Qomaruddin terus melakukan kajian terhadap manuskrip Sampurnan yang sangat kaya akan khazanah keilmuan.
Penulis: Maghfur Munif
Editor: Chidir Amirullah