MANYAR | NUGres – Festival Banjari (Fesban) dipersembahkan Panitia Semarak Sanggring ke-500 Tahun, berkolaborasi dengan stakeholder masyarakat Desa Gumeno Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Fesban menjadi bagian dari rangkaian menyambut puncak acara Semarak Tradisi Sanggring Kolak Ayam 5 Abad di malam 23 Ramadan 1446 Hijriah.
Kaum muda yang merupakan peserta, official, hingga pendukung grup banjari yang akan menunjukkan kebolehannya dalam Fesban, tampak berbondong-bondong tiba di Masjid Jami Sunan Dalem Desa Gumeno, seusai salat tarawih Kamis (20/3/2025) malam.
Dalam acara Fesban ini, ratusan pemuda dan remaja yang tergabung dari puluhan grup banjari berasal dari berbagai wilayah di Kabupaten Gresik dan juga Kabupaten Lamongan tampak antusias menampilkan performa terbaiknya.
Mewakili masyarakat Desa Gumeno, Ketua Takmir Masjid Jami Sunan Dalem KH Abdul Aziz menyampaikan sambutannya mengenai Festival Banjari. Ia menyampaikan apresiasi atas antusiasme para peserta serta pentingnya seni banjari sebagai bagian dari tradisi Islam di Nusantara.
Kiai Abdul Aziz menekankan bahwa Sanggring telah berusia 500 tahun, sebuah perjalanan panjang yang menunjukkan betapa kuatnya tradisi ini dalam kehidupan masyarakat Desa Gumeno. Selain itu, pihaknya juga mengingatkan bahwa festival ini bukan hanya ajang perlombaan, tetapi juga sebagai wadah dakwah melalui seni dan upaya memperkenalkan Sanggring kepada generasi muda.
Acara kemudian dibuka secara simbolis oleh para tokoh Desa Gumeno dan pelaksana Festival Banjari ditandai dengan menabuh rebana, yang menandai dimulainya festival.
Para peserta festival menampilkan berbagai kreasi shalawat dengan iringan tabuhan rebana yang khas, menciptakan suasana yang penuh hikmat dan semangat keagamaan. Penampilan mereka dinilai oleh dewan juri berdasarkan kekompakan, keindahan vokal, serta kreativitas dalam membawakan lagu-lagu shalawat.
Ketua Pelaksana Festival Banjari, M. Wahfiudin Asrori, mengungkapkan rasa syukurnya atas terselenggaranya acara ini dengan lancar.
“Festival ini menjadi bukti bahwa seni banjari tetap lestari dan semakin diminati oleh generasi muda. Semoga kegiatan ini dapat terus berlanjut di tahun-tahun mendatang,” ujarnya.
Adapun pemenang Festival Banjari tahun ini yakni:
- Juara 1: Dung Tek Pantura,
- Juara 2: Pondok Permata Suci,
- Juara 3: Annabel TBK,
- Juara 4: Barikly Nada, dan,
- Best Jingle diraih oleh grup Syalala.
Festival Banjari dalam peringatan Sanggring ke-500 ini juga disiarkan secara live di akun YouTube NU Gumeno yang dikelola tim Cyber Gumeno.
Kegiatan ini pun diharapkan dapat mempererat ukhuwah Islamiyah serta melestarikan budaya shalawat di tengah masyarakat. Acara berlangsung hingga malam hari dengan penuh semangat dan diakhiri dengan pengumuman para pemenang serta pemberian penghargaan kepada grup banjari terbaik.
Sementara itu, Ketua Panitia rangkaian acara Semarak 500 Tahun, Didik Wahyudi, menjelaskan sejarah luhur tradisi yang dilestarikan secara turun temurun. Penjelasan singkat itu diabadikan di YouTube NUGres Media.
Dikatakannya, Sanggring Kolak Ayam Gumeno juga telah ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Kabupaten Gresik di tahun 2019. Selain Fesban, panitia Sanggring ke-500 tahun, juga telah menyelenggarakan Ziarah Waliyullah pada Sabtu 15 Maret 2025.
“Adapun puncak acara Semarak 500 Tahun Sanggring Gumeno akan berlangsung pada Sabtu 22 Maret 2025, memasuki malam ke 23 Ramadan 1446 Hijriah. Sebanyak 3.500 takjil sanggring disiapkan panitia. Selain berbuka puasa bersama bersama masyarakat umum, acara akan diisi dengan tabligh akbar yakni KH Anwar Zahid,” terang Didik.
Menariknya, pada pelaksanaan tradisi 5 Abad Sanggring Gumeno ini para pengunjung juga akan mendapati pemandangan yang menarik dan aesthetic. Cahaya teduh dari Damar Kurung juga telah dipasang di sepanjang jalan menuju Masjid Jami Sunan Dalem Gumeno. Suasana ini menambah syahdu pelestarian budaya warisan luhur dari para waliyullah di tanah Gresik ini.
Penulis: Isna Rahmah Syaharani
Editor: Chidir Amirullah