DUKUN | NUGres –Mengenang 40 hari wafatnya KH Mahfudz Ma’shum, keluarga besar, santri, alumni pondok pesantren Ihyaul Ulum Dukun Gresik berkirim doa secara bersama-sama Rabu (23/11/2022) malam, di kompleks pesantren.
Kiai Fudz biasa disapa, dikenal sebagai kiai yang memiliki berbagai kemampuan dalam keilmuan. Beliau menguasai ilmu alat (ilmu tata bahasa/gramatikal bahasa arab) hingga memiliki kecakapan sebagai birokrat dan politik. Semua itu seolah menandaskan profil Kiai fudz sekaligus sulit dicari padanannya.
Sementara itu, pada peringatan 40 hari dan doa bersama wafatnya Kiai Fudz dimulakan dengan acara pembukaan oleh KH Abdul Malik, menantu Kiai Fudz. Dilanjutkan dengan sambutan keluarga oleh KH Afif Ma’shum adik Kiai fudz Ma’shum, Pemangku PP Ihyaul Ulum ke-3.
Selanjutnya ceramah agama oleh Ketua PWNU Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar. Pembacaan Yasin dipimpin oleh KH Hilal Mahfudz (Gus Hilal) yang merupakan Putra ke-2 KH Mahfudz Ma’shum.
Disusul dengan pembacaan Tahlil oleh KH Ainur Rofiq, Manyar Gresik. Usai itu, Doa secara berurutan dipimpin oleh KH Ali Mas’adi, Mojosari Mojokerto, KH Moh. Iklil Sholeh, Bungah Gresik, dan KH. Chusnan Ali, Bungah Gresik.
Dalam tausyiahnya, Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar menuturkan bahwa Kiai Fudz merupakan Kiai Kamil yang Muttakamil, yakni ahli dalam ilmu alat seperti shorof, nahwu, balaghoh, mahir kitab kuning dan hafidz.
“Beliau mampu dan bisa berada dimana saja baik di akademisi, birokrasi, politik, sampai pada RT/RW. Sedangkan banyak kiai yang sulit untuk menjangkaunya dan banyak kiaihanya memiliki salah satunya,” tutur Kiai Marzuki.
Lebih lanjut, kepada para Dzurriyah PP Ihyaul Ulum dan yang lain bahwa pesantren akan tetap berdiri kokoh, kendati pun sosok Kiai Fudz sudah tidak ada lagi.
“Harus menjadi tekad bersama keluarga Ponpes Ihyaul Ulum untuk kompak, bersatu dalam meneruskan program dan pesan dari beliau Mbah Kiai Mahfudz Ma’shum,” tandasnya. (Syafik Hoo/Chidir)