DUKUN | NUGres – Malam itu, Sabtu, 22 Maret 2025, langit di Desa Dukuhkembar Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik tampak lebih syahdu. Cahaya bulan bersinar lembut, menemani langkah-langkah para jamaah yang berbondong-bondong menuju Masjid Baitul Muttaqin.
Di dalamnya, suasana haru dan kehangatan menyelimuti setiap sudut. Malam 23 Ramadan menjadi saksi kebersamaan yang terjalin erat antara warga, anak-anak yatim, dan penyandang disabilitas dalam acara Peringatan Nuzulul Qur’an dan Santunan.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, kegiatan ini bukan sekedar pengulangan belaka, melainkan wujud nyata kepedulian yang terus tumbuh.
Pengurus Masjid Baitul Muttaqin bersama Lazisnu Ranting Dukuhkembar menghidupkan malam dengan doa-doa penuh harap dan tangan-tangan yang saling menggenggam dalam kebaikan.
Ramadan, Bulan untuk Berbagi
Di antara mereka yang hadir, ada sosok Moh Suradi, Ketua Lazisnu Dukuhkembar. Dengan mata yang berbinar penuh semangat, ia menyampaikan betapa pentingnya menjaga keberlanjutan gerakan sosial ini.
“Kami hanya berikhtiar untuk tetap istiqomah dalam berbagi. Malam 23 Ramadan selalu menjadi pengingat bahwa ada banyak yang membutuhkan uluran tangan kita. Lewat santunan ini, kami ingin memberikan kebahagiaan bagi mereka yang mungkin tidak seberuntung kita,” ucap Suradi.
Ia menegaskan kalau gerakan infak dan sedekah yang dimasifkan melalui program S3 Lazisnu telah menjadi bukti bahwa kepedulian bukan hanya kata-kata, tetapi juga aksi nyata. Dukungan masyarakat yang teramat besar terhadap program ini menjadi nyawa bagi setiap kegiatan yang dijalankan.
Menghidupkan Malam dengan Kepedulian
Di tengah acara, hadir pula Gus Ahmad Musfis Salam, yang merupakan Ketua RMINU Cabang Gresik, yang memberikan wejangan penuh makna. Ia mengingatkan bahwa Ramadan bukan hanya soal ibadah personal, tetapi juga tentang bagaimana kita berperan bagi sesama.
“Kita diajarkan untuk tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah (Hablumminallah), tetapi juga mempererat hubungan dengan sesama manusia (Habluminannas). Ibadah sosial seperti ini adalah wujud nyata bagaimana kita bisa menjadi manfaat bagi orang lain,” tutur Gus Salam dengan nada lembut namun penuh makna.
Di sudut ruangan, beberapa anak yatim terlihat tersenyum malu-malu. Mereka menerima santunan dengan tangan kecil yang terbuka, menyimpan doa dan harapan dalam hati. Di balik senyum mereka, ada kisah kehidupan yang mungkin tak semua orang tahu, tetapi malam itu, mereka merasa tak sendiri. Ada tangan-tangan kasih yang merangkul, ada doa-doa yang mengalir tulus.
Acara ini juga dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk PRNU Dukuhkembar, Bopo Muttaalimin, pengurus Lazisnu Srikandi Ranting, Banom NU Dukuhkembar, serta perangkat desa. Semuanya bersatu dalam satu ikatan yakni kepedulian.
Ketika malam semakin larut, doa-doa mengalun dalam keheningan. Setiap kata yang terucap menggema, menembus langit, berharap mengetuk pintu-pintu keberkahan. Malam itu, Masjid Baitul Muttaqin bukan sekadar tempat ibadah, tetapi rumah bagi mereka yang ingin berbagi dan merajut cinta dalam keikhlasan.
Semoga Ramadan ini bukan hanya menjadi momen, tetapi juga awal dari perjalanan panjang dalam menebar manfaat. Karena sejatinya, kebahagiaan terbesar adalah ketika kita bisa menjadi alasan seseorang tersenyum, walau hanya untuk satu malam.
Penulis: Syafik Hoo
Editor: Chidir Amirullah