MANYAR | NUGres – Ranting NU Suci, Manyar gelar kegiatan Lailatul Ijtima’ yang dihadiri Banom-banom tingkat ranting, pengurus Ranting-ranting NU wilayah Manyar, MWC NU Manyar dan secara khusus menghadirkan Ketua PCNU Gresik, Drs. KH. Mulyadi, MM. Acara berlangsung di Masjid NU Babus Salam, Suci pada Jum’at (14/1/2021) usai sholat Isya’.
Kegiatan berlangsung cukup meriah dengan banyak undangan yang hadir, tertama jamaah Muslimat dan Fatayat. Tak lupa kegiatan dimeriahkan dengan pembacaan sholawat oleh ISHARI (Ikatan Seni Hadrah Indonesia) Ranting NU Suci.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua MWC NU Manyar, H. Ainul Ma’arif dalam sambutanya mengaku sangat senang dengan banyaknya yang hadir di acara tersebut. Ainul juga menyampaikan bahwa MWC NU Manyar telah menyerahkan hasil penggalangan donasi kepada PCNU.
“Alhamdulillah kegiatan ini begitu meriah, dalam kesempatan ini juga kami sampaikan bahwa perolehan donasi kita cukup besar meski rangking dua setelah Bungah. Ini adalah wujud kepedulin seluruh waga NU Manyar terhadap Khidmah kemanusiaan untuk korban erupsi Semeru,” jelasnya.
Sementara itu, KH. Mulyadi, Ketua PCNU Gresik dalam materi mauidlohnya banyak mengulas tentang strategi perluasan peran-peran keummatan NU ditengah realitas masyarakat Gresik utamanya wilayah Kecamatan Manyar.
“Mbah Hasyim dalam qonun asasi NU melalui ayat ‘ud’u ila sabili rabbika bil hikmah, wa mauidlotil hasanati…. Saya yakin oleh Mbah Hasyim, kita ditugaskan untuk selalu aktiv dalam berorganisasi dan berkhidmah, mengingat ayat yang beliau pilih dalam muqaddimah qanun asasi ini diawali dengan kalimat perintah (‘ud’u),” jelasnya.
Nah perintah mengajak ke jalan Allah dengan kebaikan dan hikmah ini lanjut Kiai Mulyadi, mari kita perluas cakupanya, spektrumnya tidak hanya pada Ubudiyah, melainkan muamalah yang memiliki dampak sosial dan ekonomi.
“Kita semua tahu, khususnya warga NU di Manyar, bahwa dekat dari lokasi kita ada kawasan ekonomi khusus (KEK) tepatnya di wilayah kali mireng. Disana akan ada puluhan industri, dengan investasi 236 trilyunan rupiah dan akan menyerap sekitar 199 ribu lebih tenaga kerja,” terang Kiai Mulyadi.
NU bukan penonton, sambung Kiai Mulyadi. Akan ada dampak sosial dan budaya yang luar biasa menyertainya, kalau tidak kita antisipasi, maka jangan kaget kalau Manyar sebagai basisnya santri akan terkikis oleh dampak tersebut.
Selain membentengi dan memperkuat dakwah kita, NU juga harus membaca ini sebagai peluang untuk kemaslahatan masyarakat secara umum dan jamaah serta jam’iyah NU secara khusus.
Pewarta : Zacky