GRESIK | NUGres – Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (Lesbumi NU) menggelar Lokakarya bertajuk “Pelestarian Objek Pemajuan Kebudayaan dan Cagar Budaya di Lingkungan Pondok Pesantren dan Masyarakat”.
Kegiatan ini berlangsung di Pondok Pesantren Budaya Al-Ikhlas Dusun Mulyorejo Desa Dalegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik. Berlangsung 29 – 30 Oktober 2024, kegiatan ini melibatkan sejumlah perwakilan pegiat, pemerhati seni budaya dan stakeholder lainnya baik dari Kabupaten Gresik hingga dari sejumlah kabupaten/kota lainnya.
“Ini satu inisiatif kegiatan yang bisa dirancang untuk pengembangan, blue print, kegiatan-kegiatan Lesbumi ke depan. Saya berharap di forum ini ada pemetaan, ada satu perencanaan yang lebih sistematis, sehingga memungkinkan Lesbumi untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan yang di dalam kerangka pengembangan kebudayaan nasional baik itu melalui Kemendikbud maupun yang lainnya,” tutur Kiai Jadul, dalam sambutan pembukaan acara, Selasa (29/10/2024).
Lebih lanjut, Kiai Jadul menyatakan bahwa kegiatan ini sangat penting bagi keberadaan Lesbumi, salah satunya dalam rangka untuk menyegarkan ingatan tentang latar sejarah hingga tujuan didirikannya Lesbumi oleh PBNU. Salah satunya, sebut Kiai Jadul, sebagai media dakwah.
“Orang lupa di sudut pandang internal, sebetulnya sejak tahun 50-an, 60-an, sudah muncul kebutuhan di lingkungan Nahdlatul Ulama. Di lingkungan pesantren-pesantren, untuk menjadikan seni dan kebudayaan ini menjadi ujung tombak dakwah. Menjadi ujung tombak, bagaimana melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai keislaman itu di tengah-tengah kebudayaan masyarakat yang berubah dan dinamis,” sambungnya.
Ia juga mewedar salah satu mandat utama Lesbumi secara internal untuk menjaga dan mengembangkan seni dan budaya pesantren supaya selalu relevan dengan situasi zaman yang berubah,” tandas Kiai Jadul.
Selain itu, Kiai Jadul juga mengisahkan bahwa dirinya pernah membaca pidato Ketua Umum PBNU KH Idham Cholid pada momentum Musyawarah Besar Lesbumi tahun 1962 di Bandung, bahwa tugas Lesbumi dari segi internal adalah mengembangkan seni budaya yang bernapaskan keselarasan dengan masyarakat Islam.
“Dan berpartisipasi membangun negara melalui seni, budaya dan kerohanian,” tandas Pengasuh Pondok Pesantren Budaya Kaliopak Bantul DIY ini.
Sementara mewakili Kementerian Kebudayaan RI, Wawan Yogaswara, dalam sambutan Lokakarya “Pelestarian Objek Pemajuan Kebudayaan dan Cagar Budaya di Lingkungan Pondok Pesantren dan Masyarakat” menjabarkan beberapa regulasi pemerintah berkenan dengan pemajuan objek kebudayaan dan pelestarian cagar budaya.
“Jadi saya kira pada kesempatan ini mungkin nanti secara detail apa yang dimaksud dengan 10 objek pemajuan kebudayaan. Kemudian apa yang disebut dengan cagar budaya,” imbuhnya.
Selain dihadiri oleh Ketua Lesbumi PBNU KH Jadul Maula, hadir pula dalam pembukaan Lokakarya ini perwakilan Kementerian Kebudayaan RI, Ketua Lesbumi PWNU Jatim Riadi Ngasiran.
Kemudian, perwakilan PCNU Gresik Ali Mujib, Ketua DPRD Kabupaten Gresik M. Syahrul Munir, Muspika Kecamatan Panceng, pengurus Lesbumi NU Gresik, peserta lokakarya serta para undangan.
Editor: Chidir Amirullah