BAWEAN | NUGres – Setelah diguncang gempa beberapa kali, pada Jumat (22/3/2024) petang, masyarakat di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik memilih beraktifitas di luar rumah. Bahkan, mereka berbuka puasa bersama di luar rumah.
Informasi yang berhasil dihimpun, Kerusakan parah nampak terlihat dari video runtuhnya Masjid Muhajirin di Dusun Belibbak Gunung, Desa Gunung Teguh, Kecamatan Sangkapura Pulau Bawean Gresik.
Bahkan pasca gempa pertama terjadi sekira pukul 11.22 WIB, disusul gempa kedua pukul 12.32 WIB, juga gempa ketiga pada pukul 15.52 WIB membuat warga desa terdampak gempa memilih beraktifitas di luar rumah.
“Masyarakat di sini berbuka puasa di luar rumah. Masih was-was, karena khawatir ada gempa susulan,” tutur Nanang, salah seorang aktivis Nahdlatul Ulama desa setempat.
Ia juga menyatakan bahwa Masjid yang menampakkan runtuhnya bangunan bagian depan, merupakan rumah ibadah yang berada di desanya.
“Selain masjid tersebut, ada pula masjid lainnya yang rusak. Tempat tinggal warga sebagian juga mengalami kerusakan yang bervariasi. Mulai temboknya retak dan lainnya,” ujarnya.
Ditanya apakah lampu di sana padam? Nanang menjelaskan listrik di tempatnya masih aman, alias tidak padam. Sehingga komunikasi dan koordinasi dengan keluarga yang khawatir dengan keadaan terkini di pulau Bawean dapat berlangsung dengan lancar.
Terpisah, Ketua PCNU Bawean, KH Fauzi Rauf menyatakan hingga saat ini kendati beberapa infrastruktur dan rumah rusak dengan kondisi beragam namun secara umum masyarakat Bawean masih dalam keadaan aman.
“Alhamdulillah aman, ya sebagian ada beberapa yang terdampak, ada ringan, sedang, ada juga yang lumayan berat. Mohon doanya agar semuanya diberi keselamatan oleh Allah Swt dan kami himbau masyarakat untuk tetap tenang,” tuturnya.
Selain di Pulau Bawean, gempa berkekuatan 6.0 di 130 km Timur Laut Tuban Jawa Timur juga dirasakan oleh hampir seluruh masyarakat di Kabupaten Gresik.
Sementara hingga berita ini ditulis, Jumat (22/3) petang pukul 19.39 WIB akun X BMKG masih menunjukkan aktifitas titik gempa dengan angka 3.5, dengan penjelasan bila informasi tersebut mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data.
Editor: Chidir Amirullah