Selama ini kebanyakan dari kita sering menyeduh kopi saat hendak, sedang, atau setelah bekerja. Tidak sedikit juga orang “ngopi” hanya sebagai teman bersantai, nongkrong, bahan status/story medsos, dan lain sebagainya.
Namun, pernahkah kita secara sengaja “ngopi” sebelum beribadah; tadarus, shalat, dzikir, dengan niat agar tidak malas, mengantuk, fokus, dan konsentrasi?
Sebagian warga Nahdliyin (orang NU) terutama di kawasan pedesaan mungkin tidak asing dengan budaya ngopi dalam tradisi keagamaan. Sebab, mereka kerap mendapat suguhan “wedang kopi” saat menghadiri manaqiban, hajatan, selametan, dan tahlilan.
Bagi Muslim yang rajin Jum’atan, tentu paham banget fenomena “ngantuk” ketika khutbah Jum’at sedang berlangsung. Bisa dibayangkan, kira-kira berapa persen jamaah di masjid yang stand by dalam kondisi melek dan konsen menyimak khatib. Belum lagi kalau durasi khutbahnya seperti durasi membaca 1 juz Al-Qur’an.
Nah, beberapa gejala-gejala itulah yang membuat KH Bahauddin Nursalim (Gus Baha) mempunyai inisiatif memadukan budaya ngopi dan ngibadah.
Lama-lama, saya jadi punya cita-cita, semua masjid saya suruh kasih cafe. Jadi, kalau orang mau Shalat Jumat itu merasa happy karena bisa ngopi-ngopi dulu.
Kalau jamaah yang VIP, misal kiainya ngopi “nescafe”. Lalu jamaah yang seperti Ruhin, kopi yang murah-murah saja, lalu ngopi di belakang. Meski begitu, tapi ‘kan orang jadi happy.
Kan nggak fair. Orang sekarang mau ngantor kan parlente, berdandan. Karena mikir berat, terus mereka ngopi dulu supaya bisa fokus. Tapi, kalau mau Jumatan kok dikit-dikit ngantuk, menguap.
Makanya, kalau ibadah ke Allah, fokus, ngopi dulu. Jadi orang sepulang Jumatan menjadi happy karena ngopi-ngopi dulu sehingga bisa fokus. Jika begini ‘kan malaikat senang sekali, di masjid tidak ada yang menguap karena mengantuk.
Saya pernah bilang kepada orang yang punya warung kopi, “Besok kalau punya uang, bikin warkop (warung kopi) di pinggir masjid”.
“Kok nggak umum, Gus?” tanya pemilik warkop.
“Nggak apa-apa, saya yang tanggung jawab.”
“Silahkan ngopi dulu sebelum Anda mengantuk ketika Jumatan.”
“Kalau ngopinya hutang gimana?” tanya lagi.
“Ya ngopinya ‘kan demi Jumatan, malah bagus daripada hutang bukan demi Jumatan. Jadi, agar (masjid) rame sebelum Jumatan.”
Sumber: nuvoices.or.id