BUNGAH | NUGres – Sejumlah Lembaga dan Badan Otonom (Banom) NU di Gresik pada tanggal 23 Agustus 2022, bakal menggelar kegiatan berjuluk Sorogan dan Bandongan Budaya (Sorban Budaya) di Aula KH Soleh Tsani Bungah Gresik. Bagi yang belum tahu lokasi acara, dapat bertanya Makam Keluarga Qomaruddin Bungah, di sanalah tempat berlangsungnya acara.
Acara Sorban Budaya ini diselenggarakan oleh LESBUMI NU Gresik, RMI NU Gresik, GP Ansor Bungah serta IPNU-IPPNU Bungah. Adapun Sorban Budaya Edisi #1 dengan Tema Acara yakni Ngaji Syiir Dzikru Miladi, karya KH Umar Burhan (Mbah Umar).
Syiir Dzikru Miladi tercipta dari sosok KH Umar Burhan yang dikenang pula sebagai Arsiparis NU dan Bangkitnya Singa Nahdlatul Ulama. Beliau mempunyai nama asli Muhammad Umar, lahir pada malam Selasa Pon jam 21.30 tanggal 5 Shafar 1331/ 16 Januari 1913 di Kawatan, Karisidenan Surabaya.
Mbah Umar merupakan putra dari pasangan KH Muhammad Burhan (Mbah Burhan) dan Hj Chodijah. Mbah Burhan adalah seorang pedagang penyamakan kulit dari wilayah Gresik.
Hal tersebut juga diulas dalam buku Kota Gresik 1896-1916 karya Oemar Zainuddin, Gresik terkenal dengan industri penyamakan kulit. Mbah Burhan juga aktif di Sarekat Islam (SI), sama seperti mertuanya, KH Abdul Kahar (Mbah Kahar).
Selanjutnya, Sarekat Islam sendiri turut andil dalam pembentukan Nahdlatul Ulama (NU). Mbah Burhan berperan menjadi bendahara NU, sementara Mbah Kahar menjadi Penasihat Tanfidziyah NU.
Sebagai cucu, Mbah Umar pun mendapat peran menjadi, Wakil ketua Ansor cabang Gresik dan penulis PB Ansor 1938-1942, Sekretaris Partai NU Jawa timur 1956, Wakil Ketua 1 Partai NU 1959, dan Rois Tsani PCNU Gresik 1985-1988.
Keaktifan Mbah Umar di NU menjadikannya dikenal dengan beberapa tokoh besar Nahdlatul Ulama, termasuk Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari. Saat remaja, ia bahkan sempat diminta oleh KH. Hasyim Asy’ari untuk membacakan khutbahnya dihadapan beberapa pengurus NU saat Rechtpersoon (legalitas hukum) Nahdlatul Ulama pada tahun 1930.
Mbah Umar meninggal dunia 19 Oktober 1988 dan pada 25 November 1988 diberi penghargaan perkhidmatan dari PBNU di bidang penghimpunan bahan-bahan dokumentasi sejarah NU masa kepemimpinan Gusdur.
Tidak hanya itu, Mbah Umar sebagai seorang Arsiparis NU, ternyata beliau juga merupakan sosok sastrawan. Dalam buku catatannya, terdapat beberapa syair tentang Nahdatul Ulama, salah satunya Dzikru Miladi Nahdlatul Ulama.
Syair tersebut berisi ungkapan syukur atas bangkitnya para ulama Nusantara, yaitu Nahdlatul Ulama. Syair tersebut juga menggambarkan bagaimana semangat kaum Nahdliyin untuk berdakwah, memerangi hawa nafsu dengan membangun sebuah benteng.
………..
الله نهضتنا والحفل معتزم
ذكرى هوا اشمنا والناس في همم
……….
بنوا المتاريس في قهر العدا غير
مشيد وبرج مشددوا الدعم
Artinya: “Karena Allah, Nahdlatul Ulama berhimpun menjadi pondasi//Mengingat Hadlrotus Syekh kita, KH Hasyim Asy’ari dan ulama kita. Karena Allah mengangkat orang-orang yang tegak atau berpegang teguh pada tali agama dari perpecahan yang tersembunyi,”.
Namun, bukan hanya para ulama, syair tersebut juga mengungkapkan bagaimana perasaan semangat para pemuda NU, yang diibaratkan bagaikan “anak singa” seperti dalam bait berikut:
………..
وسل عن الصف أنصارا وأشبالهم
شباب مستقبل مع عدد العجم
“Dan tanyalah kepada Ansor dan anak singanya, pemuda mandiri tentang barisan dan jumlah benteng”
GP Ansor digambarkan dalam syair tersebut sebagai organisasi yang mampu mengalahkan berbagai musuh, pendiri benteng, yang siap memperkokoh tiang-tiang NU dan ‘menghajar’ penghancur agama.
Di samping itu, dalam syair Dzikru Miladi Nahdlatul Ulama ini juga membahas tentang harapan-harapan Mbah Umar terhadap NU di masa mendatang, “Kami memohon kepada Allah dengan rahmatnya agar membangun NU pada posisi terbaik.”
Dari uraian singkat ini, tentu saja Ngaji Syiir Dzikru Miladi Nahdlatul Ulama yang tidak banyak diketahui ini sangat menarik bahkan sangat penting.
“Acara Ngaji Dzikru Miladi karya KH Umar Burhan ini terbuka untuk semua warga NU. Bagi warga umum yang mengagumi karya sastra pendahulu, karya tulis Muassis. Monggo, dipersilahkan sami rawuh,” kata salah seorang Panitia, Maghfur Munif, Senin (22/8/2022). (Chidlir)