GRESIK | NUGres – Menyampaikan Sambutan Kunci dalam Sarasehan dan Musyawarah Kerja ke-I Tahun 2024, Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Gresik, Selasa (5/11/2024) di GNI Gresik, Plt Bupati Gresik Dr Hj Aminatun Habibah, M.Pd., mengapresiasi diselenggarakannya acara ini.
Plt Bupati Gresik yang lebih familier dengan sapaan Bu Min ini di depan peserta sarasehan terdiri berbagai unsur stakeholder NU baik MWCNU se-Cabang Gresik, perwakilan Banom-banom NU se-Cabang Gresik hingga Perguruan Tinggi NU yang hadir di Gedung Nasional Indonesia (GNI) Gresik, Selasa 5 November 2024 ini menyampaikan, bila mau tidak mau, Kabupaten Gresik yang pernah berjuluk sebagai Kota Santri, harus juga siap sebagai Kota Industri.
“Dulu kita tidak pernah membayangkan bahwa Gresik akan menjadi kota industri yang seperti sekarang. Walaupun Gresik ini menurut sejarah sudah menjadi Kota Bandar, sebagai kota dagang pada zaman dulu kala, mulai kerajaan Majapahit sampai kerajaan Giri yang didirikan oleh Sunan Giri,” tutur Bu Min.
“Oleh karena itu, mau tidak mau, pesantren-pesantren, sarjana-sarjana Nahdlatul Ulama di Kabupaten Gresik, sudah harus bersiap-siap—tidak hanya bersiap-siap, ini mestinya—harus sudah kerja untuk menyiapkan para santri ini, siap dari segala arah,” tukas Bu Min.
Lebih lanjut, Bu Min menyampaikan kalau Pemerintah Kabupaten Gresik senantiasa men-support serta memberikan dukungan kepada seluruh pesantren yang ada di Kabupaten Gresik.
Hal itu, sambung Bu Min dapat ditilik bagaimana kerja sama SEZ (Special Economic Zone) atau dikenal dengan KEK JIIPE yang ada di Kabupaten Gresik, yang bekerja sama di tahap awal kehadirannya dengan pondok pesantren.
“Jadi saat itu ketika JIIPE masuk ke KEK di dalam awal, saat itu Presiden Pak Jokowi mengawali datang ke Kabupaten Gresik, yang pertama kali diajak kerja sama adalah pondok pesantren. Nah tinggal kita sekarang ini. KEK sudah siap, kita bertanya: apakah pesantren sudah siap? Maka SDM yang ada di kabupaten Gresik yang harus senantiasa kita ingatkan baik itu SDM secara akademis, maupun SDM secara vokasi, ini harus kita siapkan betul-betul sehingga tidak hanya melongo saja melihat perkembangan KEK yang luar biasa itu,” tandas Bu Min.
Oleh karenanya Bu Min kerap kali meminta Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Gresik serta dinas-dinas yang lainnya untuk memberikan, mengawal, kepada seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten Gresik, dimana hampir 70% adalah kaum santri.
“Ketika kaum santri sudah siap untuk masuk ke sana, maka segala hal juga harus disiapkan. Maka Dinas Tenaga Kerja ini hampir separuh melibatkan para santri, anak-anak lulusan pesantren yang ada di Kabupaten Gresik, karena sekolah vokasi di Kabupaten Gresik ini sebagian besar dari pesantren-pesantren,”.
Selanjutnya, menyinggung para sarjana Nahdlatul Ulama dalam forum ini, Bu Min mempertanyakan langkah strategis yang akan dilakukan PC ISNU Gresik ke depan.
“Maka sekarang tantangan bagi teman-teman sarjana NU apakah hanya seperti ini yang akan kita lakukan? bahwa sekarang ini, manusia di dalam industri bersaing dengan teknologi yang menjalankan sebuah industri,” imbuhnya.
Di penghujung sambutan kunci yang sampaikan, Dr Hj Aminatun Habibah mengajak seluruh yang hadir bersama-sama merajut semangat menjadikan santri Gresik mampu memanajemen dan berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi untuk Kabupaten Gresik.
“Jadi tidak hanya Searching The Job, tetapi juga Creating The Job. Jadi menciptakan pekerjaan atau yang dikenal dengan Santripreneurship, wirausahawan santri” tutur Bu Min, memungkasi.
Editor: Chidir Amirullah