Berbuat Baik Tanpa Bermuka Dua: Catatan Lailatul Kopdar MWCNU Bungah #9

oleh -85 Dilihat
Pertemuan Kesembilan Lailatul Kopdar MWCNU Bungah, Senin (3/4/2023) malam, di Kantor MWCNU Bungah. Foto : LTN MWCNU Bungah/NUGres
Pertemuan Kesembilan Lailatul Kopdar MWCNU Bungah, Senin (3/4/2023) malam, di Kantor MWCNU Bungah. Foto : LTN MWCNU Bungah/NUGres

BUNGAH | NUGres – Pertemuan kesembilan Kajian kitab Arbain Nawawi dalam Lailatul Kopdar MWCNU Bungah dilaksanakan pada Senin, (3/4/2023) malam. Pada pertemuan ini, Qori hadits ke-17 dan ke-18 adalah Ustaz Faidlir Rohman.

Hadits ketujuh belas menjelaskan tentang “perintah selalu berbuat baik”. Pertama, berbuat baik dalam segala sesuatu. “Sesungguhnya Allah Swt. mewajibkan berbuat baik dalam segala sesuatu.”

Meskipun redaksinya menggunakan “عَلَى”, namun secara makna, dapat diartikan seperti lafad “فِيْ”. Selain itu, hadis ini tidak menggunakan lafadz “وجب” tetapi lafadz amar yang berupa fiil madhi “كَتَبَ”. Lafadz tersebut bermaksud sebagai perintah dan memiliki arti kewajiban.

“Sama halnya pada ayat berikut;

.. يأيها الذين امنوا كتب عليكم الصيام

Advertisment

Kata كتب diatas juga berarti kewajiban“, tutur Ustadz Faidlir.

Simak Juga:  Pentingnya Menjaga Lisan dan Amarah: Catatan Lailatul Kopdar MWCNU Bungah #8

Kedua, membunuh dengan cara yang baik ketika di dalam peperangan. Bahkan Nabi pun sangat berhati-hati dalam membunuh ketika berperang, sehingga tidak sembarangkan dalam menghunuskan pedang.

Ketiga, menyembelih hewan dengan cara yang baik. Seperti menggunakan pisau tajam yang sudah diasah. Sehingga hewan yang disembelih tidak merasa kesakitan. Kemudian, buat hewan itu merasa nyaman dengan cara dielus dan tidak memperlihatkan pisau sembelih.

Simak Juga:  Tentang Sikap Teposliro dan Terjaminnya Jiwa Seorang Muslim: Catatan Lailatul Kopdar MWCNU Bungah #7

Hadis kedelapan belas menjelaskan 3 hal pokok.

Pertama, Bertaqwalah kepada Allah Swt. dimanapun dan kapanpun. Ustaz Faidlir menerangkan bahwa takwa dalam kitab Taishirul Kholaq yakni

إِمْتِثالُ أَوامِرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ ، وَاجْتِنَابُ نَواهِيْهِ سِرّا وَعَلانِيَّةِ

“Mengerjakan perintahnya dan menjauhi larangannya, baik ketika sendiri maupun terang-terangan”, imbuhnya.

Kedua, sertakan perbuatan baik setelah melakukan perbuatan buruk. Hal tersebut dimaksudkan agar kita segera memohon ampunan kepada Allah. Ust Faidlir menjelaskan bahwa ketika perbuatan buruk kepada Allah akan dihapus saat kita melaksanakan kebaikan kebada Allah. Akan tetapi jika berhubungan dengan manusia maka harus diselesaikan dengan permintaan maaf sesama manusia.

Simak Juga:  Jangan Jadi Peragu: Catatan Lailatul Kopdar MWCNU Bungah #6

Ketiga, bertemanlah dengan orang-orang yang baik. Seperti lagu tombo ati yang kelima, “wong kang sholeh kumpulono”. Mengapa demikian? pergaulan seseorang sedikit banyak akan mempengaruhi kehidupan orang tersebut.

Semoga kita selalu berada di antara orang-orang sholeh dan dikuatkan imannya. Wallahu ‘alam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *