SURABAYA | NUGres – Arus informasi dan teknologi digital yang terus mengalir deras serta upaya membangun ekosistem masyarakat yang inklusif coba diwujudkan oleh Pimpinan Wilayah (PW) Fatayat NU Jawa Timur bekerjasama dengan International NGO Forum on Indonesian (Infid) serta stakeholder lainnya, menggelar Pelatihan Jurnalisme Inklusif.
Pelatihan Jurnalisme Inklusif ini mengusung tema “Jurnalisme Inklusif untuk Kebangsaan dan Kesetaraan”, berlangsung selama tiga hari yakni pada Selasa s.d. Kamis 16 – 18 Juli 2024, di Grand Swiss Belhotel Darmo Surabaya.
Ketua PW Fatayat NU Jawa Timur, Dewi Winarti S.Pd.I, M.Pd., pada sambutan pembukaan Pelatihan Jurnalisme Inklusif menjelaskan dengan gamblang latar belakang juga tujuan dari penyelenggaraan ini.
“Sebenarnya kalau memakanai kata inklusif ini cukup luas sekali. Sedikit kami tarik pada gerakan Fatayat, salah satunya inklusifitas kami pada isu keberagaman,” ujarnya, Selasa (16/7/2024).
Lebih lanjut, sahabat Dewi demikian ia kerap disapa bilang kalau Fatayat NU Jawa Timur melihat bahwa teknologi informasi digital sudah menguasai hampir semua lini masyarakat.
“Tapi masyarakat kita dengan keterbukaan ini cukup luar biasa meresponsnya. Hal ini bisa menjadi sesuatu yang positif karena dengan teknologi informasi kita bisa mendapatkan banyak kemudahan seperti akses informasi, percepatan produktivitas dan lain-lain, namun bisa juga berefek negatif mana kala menggunakan teknologi dengan berlebihan hingga pada ketergantungan yang negatif, hingga dimungkinkan akan menimbulkan kegelisahan, resistensi, bahkan perpecahan,” sambungnya.
Lebih lanjut Ketua Fatayat NU Jatim ini menyampaikan bila sudah bergerak pada isu deradikalisasi, membangun Islam yang damai, sampai memperkaya komunitas-komunitas inklusif di masyarakat sebagai penggerak.
“Namun ternyata ada yang perlu diperkuat dari perjalanan ini yaitu literasi digital. Kami menyadari betul dimembutuhkan teman-teman media,” ungkap sahabat Dewi.
Di samping Pelatihan Jurnalisme Inklusif ini diikuti oleh pegiat media digital mulai dari pemimpin redaksi, editor, jurnalis, influencer media sosial hingga praktisi media sosial, PW Fatayat NU Jatim juga melibatkan beberapa kader perwakilan Pimpinan Cabang Fatayat NU di Jawa Timur.
“Matur nuwun, selamat berproses, buat semuanya yang sudah berkenan hadir. Khusus kepada sahabat-sahabat Fatayat NU saya pesan, mohon dengan serius dan bisa menularkan ini kepada lainnya. Artinya ini menjadi bagian dari reward, dan bisa dilakukan sebagai pembelajaran baik kepada sahabat-sahabat kader kabupaten/kota lainnya, dan jangan pernah berhenti,” pesannya, memungkasi.
Sebagai informasi, berlangsung tiga hari Pelatihan Jurnalisme Inklusif PW Fatayat NU Jatim menghadirkan narasumber-narasumber berkompeten berbagi ilmu dan pengalaman kepada para peserta. Diantaranya yaitu Fikry Emeraldien (Akademisi/Dosen Komunikasi dan Dakwah UINSA), Tedi Kholiludin (ELSA), Riadi Ngasiran (Media Center PWNU Jatim), Miftah Farid (AJI), dan Pendeta Andre.
Lebih jauh Pelatihan Jurnalisme Inklusif PW Fatayat NU Jatim ini semakin menyenangkan dengan sebab dipandu fasilitator handal yang secara energik mencairkan ketegangan forum dengan berbagai ice breaking.
Fasilitasator juga mengajak peserta untuk mencerap materi yang sudah disampaikan para narasumber melalui diskusi, bedah kasus dan dipresentasikan secara berkelompok.
Editor: Chidir Amirullah