BUNGAH | NUGres – Remaja Masjid Jami’ Tajungwidoro bersama pemuda-pemudi Dusun Sumbersari RW 05, menggelar Festival Diba’ ke-12 Dalam Rangka Memperingati Tahun Baru 1445 Hijriah dan 78 Tahun Kemerdekaan Indonesia pada Selasa (8/8/2023).
Gelaran Festival Diba’ merupakan agenda tahunan Remaja Masjid (Remas) yang rutin dilakukan sejak 2012 dan dilakukan secara bergilir bersama pemuda Ranting Warga. Tahun ini kesempatan pemuda RW 05 sebagai tuan rumah Festival Diba’ ke-12.
Ketua Remas Masjid Jami’ Tajungwidoro, Muhammad As’ad mengatakan, kegiatan seperti ini merupakan bukti suka cita warga dalam menyambut peristiwa agung.
“Sebagai warga negara dan muslim yang taat, Tahun Baru Hijriah dan menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, keduanya momen penting untuk dikenang dengan perayaan yang positif,” kata As’ad, singkat.
Acara yang digelar pun memakan waktu cukup panjang. Yakni tiga hari untuk perlombaan dan dua hari untuk pengajian serta hiburan. Total lima hari sejak tanggal 8 sampai 12 Agustus 2023. Kegiatan ini dibuka langsung oleh KH. Ya’qub selaku Ketua Takmir Masjid dan Rais Syuriyah Ranting NU Tajungwidoro.
Dalam jalannya acara, Ketua Panitia Festival Muhammad Yazid menyebutkan ada 60 regu yang ikut meramaikan lomba dari berbagai instansi dan komunitas se-Mengare Komplek.
“Semua kalangan ikut, ada atas nama IPNU, Fatayat banyak juga yang dari Madrasah dan Musholla,” terang Yazid.
Sementara yang dilombakan dalam festival kali ini, kata Yazid, terdiri dari banyak kategori mulai dari anak-anak, remaja sampai dewasa dengan ketentuan satu regu diisi 7 orang.
“Bahkan ada yang baru sekolah TK dan ada yang sudah punya cucu”. Tambahnya.
Ia juga menjelaskan antusiasme festival ini tidak pernah surut, selalu disambut dan berlangsung meriah. Bahkan, pada Festival Diba’ ke 12 ini tampil membuka digawangi secara langsung oleh Mbah Dul Karim, Tokoh Pemuda RW 05, sapaan akrab Yakadul.
“Lantunan sholawat Yakadul ini dinanti-nanti oleh warga sekitar, bahkan liak-liuk nadanya sampai membuat penjual dan penonton yang berada jauh dari panggung mendekat ke lokasi acara,” sambung dia.
“Kami berharap tradisi membaca maulid terus berkembang di Mengare khususnya di Desa Tajungwidoro. Bagi peserta agar terus melanjutkan tradisi seperti ini di komunitas masing-masing. Tidak berhenti hanya di perlombaan saja,” harap Yazid, memungkasi keterangannya.