BUNGAH | NUGRES – Puluhan Mahasiswa Universitas Qomaruddin (UQ Gresik), menggelar doa bersama mengenang 7 hari ratusan korban tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang.Kegiatan ini digelar di halaman Kampus pada Jumat (7/10/2022) malam, dipelopori oleh mahasiswa Universitas Qomaruddin yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Qomaruddin.
Ratusan lilin menyala mewakili ekpresi kedukaan dan juga merupakan penanda redupnya demokrasi serta redupnya keadilan di tanah air, sehingga lilin tersebut dinyalakan di antara lingkaran puluhan aktifis PMII UQ sambil bersama menyatakan sikap. Tak hanya itu, mereka nampak mengenakan pakaian berwarna hitam menandakan turut berkabung atas kejadian yang menelan ratusan korban di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Koordinator kegiatan, Muhammad, menyatakan pihaknya mendesak siapapun yang bersalah diberikan sanksi sesuai hukum yang berlaku. “Siapa pun dalang dibalik terjadinya tragedi ini harus diberi hukuman yang setimpal, karena sepak bola adalah hiburan bukan sasaran kekerasan bahkan pembunuhan,” katanya.
Muhammad menyebut bahwa terdapat warga Gresik yang turut menjadi korban Tragedi memilukan di Stadion Kanjuruhan 1 Oktober 2022, waktu lalu. Satu orang meninggal yakni HT asal Ujung Pangkah. Dengan demikian menjadi duka yang mendalam bagi kita warga Gresik.
Hampir sepekan tragedi itu, pihak kepolisian menetapkan sedikitnya enam orang tersangka. Tidak sebatas doa bersama atas Tragedi Kanjuruhan, momentum kali ini dijadikan sebagai ajang refleksi atas banyaknya kasus kejahatan HAM yang terjadi di Indonesia.
“Aksi ini juga sebagai bentuk protes kami mengingat masih banyaknya kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia yang tidak pernah terselesaikan. Mulai dari kasus hilangnya Munir, Marsinah, hingga pelaku kekerasan pada mahasiswa di Tragedi 1998,” imbuhnya.
Dengan demikian mahasiswa Universitas Qomaruddin yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menaruh harapan atas pengusut tuntasan pelanggaran HAM yang terjadi di Kanjuruhan.
“Kami tidak hanya berhenti sampai disini. Karena ini menjadi Langkah awal kami untuk terus mengawal kasus pelanggaran HAM di Indonesia. Dan kami mendukung penuh, semua upaya-upaya pengusutan secara tuntas tragedi Kanjuruhan. Dan kami meminta kejadian yang seperti ini tidak terulang,” tutup Muhammad. (Riki)