PANCENG | NUGres – KH Ahmad Muwafiq atau yang kerap dikenal sebagai Gus Muwafiq, mengajak ribuan warga Desa Siwalan Kecamatan Panceng, Gresik untuk mensyukuri segala nikmat dan rahmat yang Allah SWT berikan kepada bangsa Indonesia. Salah satu diantaranya yakni mensyukuri Kemerdekaan Republik Indonesia.
Kendati bulan Agustus, sebagai bulan peringatan Kemerdekaan RI baru saja berlalu, namun Refleksi Kemerdekaan yang ke 77 ini masih belum surut. Salah satunya yakni kegiatan Ihtifal Budaya Ngaji Bareng Gus Muwafiq yang dilakukan Panitia Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN) oleh Pemerintah Desa Siwalan.
Ihtifal (Perayaan, KBBI) Budaya, yang menghadirkan Penceramah Nasional asal Yogyakarta itu bertempat di atas tanah lapang di ruang terbuka hijau dan sentra UMKM Desa Siwalan berjuluk Taman Kreasi Siwalan.
Sebelum acara inti yakni Pengajian oleh Gus Muwafiq, Perwakilan Panitia PHBN, Sahari, mengemukakan bila Ihtifal Budaya ini jadi pemuncak dari rangkaian perayaan kemerdakaan di desanya.
“Saya ucapkan terima kasih atas dukungan selama sebulan sampai malam hari ini adalah puncak acara PHBN,” kata Sahari, Jumat (1/9/2022) malam. Nampak hadir Forkopimcam Kecamatan Panceng dan jajaran Pengurus MWC NU Panceng dalam kegiatan tersebut.
Camat Panceng Drs Ahmad Nasikh, yang juga diberikan kesempatan untuk memberikan kata sambutan mengingatkan bila Pandemi Covid-19 masih belum berlalu. Pihaknya menghimbau agar warga Panceng khususnya masyarakat Desa Siwalan selalu menjaga kesehatan.
Lain itu, pihaknya juga mengapresiasi rangkaian perayaan kemerdekaan yang telah dilakukan masyarakat Desa Siwalan. Menurutnya, hal itu sebagai bentuk nyata tidak menyia-nyiakan perjuangan yang telah dilakukan oleh para pendahulu, yakni Pejuang dan pahlawan Kemerdekaan. Terlebih dengan mengisi kegiatan positif yakni Ihtifal Budaya Ngaji bersama Gus Muwafiq.
Pada gilirannya, Gus Muwafiq menyampaikan ceramah agama, mengulas sejarah, dan mewedar budaya masyarakat Islam di Indonesia. Salah satunya yakni, mengatakan bila tradisi berkumpul atau kumpulan di Indonesia itu jadwalnya sangat padat.
Bahkan dalam kurun setahun, kalender keagamaan dan peringatan-peringatan seperti tidak ada celah bagi orang muslim di Indonesia, khususnya kalangan santri dan pesantren untuk tidak berkumpul.
“Saya telah keliling dunia, dan tidak menemukan selain orang Indonesia yang rajin menggelar kegiatan peringatan. Sedangkan dalam setiap peringatan itu menggerakkan roda perekonomian,” tutur Gus Muwafiq, sebagaimana telah disesuaikan.
Justru, kata Gus Muwafiq, jikalau mulai tidak banyak peringatan-peringatan, maka patut dipertanyakan kondisi kebudayaan masyarakat Islam di Indonesia. Hal ini bisa menjadi ancaman. Sebab peringatan ialah untuk mengingatkan dan menyadarkan bangsa dari sejarah besarnya.
Begitua ruah pesan dan hikmah yang disampaikan dalam pengajian Ihtifal Budaya. Bahkan untuk beberapa kali, Gus Muwafiq berhasil menghadirkan argumentasi dan tamsil yang mengahak hadirin tertawa terbahak-bahak serta bertepuk tangan.
Ihtifal Budaya bersama Kiai yang pernah nyantri di Bungah Gresik ini pun berakhir sekira pukul 23.00 WIB. Warga nampak mengikuti pengajian tersebut dengan sangat antusias, penuh khidmat hingga akhir. (Chidir)