PANCENG | NUGres – Tahun Baru Islam 1444 hijriyah dan Hari Lahir (Harlah) ke XV digelar oleh Yayasan Pondok Pesantren (YPP) Al-Ikhlas dusun Mulyorejo, desa Dalegan kecamatan Panceng, Gresik. Kegiatan pada Minggu (31/7/2022) malam itu berjuluk; ‘Al Ikhlas Bersholawat bersama Habib Ahmad bin Abu Bakar Assegaf dari Pasuruan’.
Sejak pukul 19.00 WIB, warga berangsur datang menuju halaman asrama PP Al-Ikhlas. Anak remaja terlihat mendominasi gelaran ini. Sebagian milenial itu membawa panji ukuran besar bergambar Habib Syekh bin Abdul Qodir Assegaf. Komunitas Syekher Mania dari berbagai daerah tertulis pada masing-masing bendera tersebut.
Di atas panggung, Habib Ahmad bin Abu Bakar Assegaf ditemani oleh sederet Masyayikh, Kiai dan Gawagis. Nampak Rois Syuriah PCNU Gresik, KH Machfudz Ma’sum, tepat di samping Habib Ahmad.
Rebana jam’iyah sholawat Anugrah Ilahi Lamongan yang rancak, dipadu suara Habib Ahmad yang melengking merdu membuat hadirin tidak beranjak dari duduknya. Dalam acara sholawatan itu, Habib tidak hanya melantukan bait-bait sanjungan kepada Kanjeng Nabi Muhammad. Melainkan juga melayangkan harap serta nasehat di hadapan majelis tersebut.
“Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah SWT. Gampang rejekine kabeh inggih? (hadirin menyambut, Amin). Sing hadir ziaroh nabi.. (kembali disambut Amin hadirin), berkah Habaib-Kiai,” kata Habib Ahmad sambil melantun shalawat cengkok jawa,
Memahami majelis shalawat yang dipimpinnya didominasi kalangan remaja, ia pun menyampaikan wejangannya. Namun tetap dibalut dengan syiiran.
“Sing pacaran putus saiki. Sing mburi Amin banter. Kandani duso kok, gak percoyo.. Allahumma Sholli Ala Muhammad.. Pacaran iku duso ngejak melbu neroko, wis diajari Kiai kok..” wejang Habib melalui tembang Sholawat Jawan.
Sementara itu, Pemangku PP Al-Ikhlas KH Alfin Sunhaji menyatakan, tujuan Al Ikhlas Bersholawat ini jadi ikhtiar merawat mahabbah kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
“Agar tetap bergelora untuk mencintai Ulama, Kiai, Habaib terutama mencintai Rosulullah SAW, dengan banyak membaca sholawat, memahami serta mengenang sejarah perjuangan bahkan mengenali lebih dekat akhlak Rosulullah. Akhlak Kanjeng Nabi adalah teladan dan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa bernegara, dan beragama,” kata Kiai Alfin, sapaan KH Alfin Sunhaji.
Kiai Alfin yang pernah menjadi Ketua LESBUMI NU Gresik 2016-2021, juga menyampaikan pandangan agar generasi penerus mampu melestarikan tradisi NU.
“Berharap generasi dan warga NU tetap menjaga dan melestarikan tradisi serta budayanya agar tetap berkembang di tengah kemajuan perubahan jaman,” imbuh Alumni PP Ihyaul Ulum Dukun Gresik ini.
Lebih lanjut, Kiai Alfin meyakini bahwa pesantren sebagai wadah unggulan bagi para generasi muda NU dalam menggapai ilmu pengetahuan agama dan pengetahuan lainnya sebagai penerus perjuangan Kiai, Habaib dan para Ulama. Pesantren menjadi benteng NU dan NKR.
“Agar membangkitkan semangat juang dalam menegakkan Islam ala Ahlussunnah wal jamaah An-Nahdliyah sekaligus mempertahankan persatuan dan kesatuan Bangsa dalam bingkai NKRI. Kita bisa merasakan NU dan NKRI menghadapi tantangan dan gejolak segelintir orang yang akhir-akhir ini terang-terangan ingin mengganti dan meruntuhkannya,” tutupnya. (Chidir)