GRESIK | NUGres – Lakpesdam dan LTN NU PCNU Gresik turut serta selenggarakan kegiatan di momen Hari Santri Nasional 2020. Kegiatan bertajuk sejarah, yakni “Bedah Pemikiran dan Perjuangan Kiai Gresik (Episode 2)” Rabu, 22/10 terselenggara di Masjid Shoghir, Jalan Nyai Ageng Arem-arem, Gresik.
Ada dua tokoh NU asli Gresik yang dikupas dan dibedah biografi dan pemikiranya, yakni KH. Zubair dan KH. Umar Burhan.
Hadir dalam kegiatan itu, KH. Mahfudz Ma’shum (Rais Syuriyah PCNU Gresik), KH. Moch. Chusnan Ali (Ketua PCNU Gresik), KH. Syuaib Junaidi (Katib Syuriyah PCNU Gresik), serta Narasumber terkait, yakni KH. Sholeh Hayat dari PWNU Jatim, H. Jazilus Sakhok dari UNU Yogyakarta, dan Kris Aji, sejarawan asli Gresik.
KH. Sholeh Hayat yang menyimpan banyak dokumen asli terkait perjuangan KH. Umar Burhan, menyampaikan bahwa banyak Tokoh di Gresik yang turut serta berjuang pada awal-awal berdirinya NU.
“Tokoh-tokoh dari Gresik banyak yang bisa dikupas dan dipelajari sejarahnya dalam berjuang”, tukasnya.
Mempelajari sejarah tidak lain untuk menata, menentukan langkah dan menciptakan hal baik di masa depan. H. Jazilus Sakhok menyampaikan filosofi kata sejarah. Menurutnya, kata sejarah bersumber dari kata “syajaroh” (bahasa Arab) yang berarti pohon.
“Kesadaran pohon saat mempelajari sejarah, berarti kita menarik sumber dari akar pohon, dan mengolahnya untuk menciptakan ranting, dahan, hingga buah dari pohon” terang beliau.
Pak Kris Aji, seorang Sejarawan Gresik, juga turut menyampaikan bahwa sejarah harus kita pelajari dan tulis, lalu dibagikan ke publik. “Data dan fakta sejarah yang tercecer perlu kita susun dan tulis agar bisa dipelajari banyak orang” jelasnya.
Mempelajari sejarah, lanjut beliau, seperti menarik busur panah, semakin jauh menarik ke belakang, maka akan semakin jauh melesat ke depan.
Pewarta : Jalil