BUNGAH | NUGres – Pandemi Corona virus disease 2019 (Covid-19) di Indonesia hingga kini belum juga berakhir, berbagai upaya dilakukan baik pemerintah maupun stakeholder dan para relawan untuk menekan penyebaran virus yang berasal dari Kota Wuhan Thiongkok China ini.
Mulai dari mencuci tangan yang bersih, menggunakan masker, menghindari tempat ramai atau dikenal dengan istilah Social Distance, tidak bersalaman sementara, hingga menjaga jarak 1 – 2 meter dengan orang lain. Upaya tersebut sudah dilakukan dengan tujuan mencegah rantai penularan virus corona.
Dampak yang ditimbulkan dari tersebarnya virus COVID-19 ini pun sangat banyak, baik di sektor pendidikan, ekonomi, maupun sosial. Sehingga pemerintah membuat kebijakan dalam meminimalisir penyebaran virus corona yakni dengan menerapkan belajar di rumah, ibadah di rumah dan kerja di rumah Work From Home (WFH) bagi para pegawai negeri maupun swasta.
Menanggapi hal itu, Sejumlah sesepuh sekaligus penasihat Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PAC GP Ansor) Kecamatan Bungah, Ir. M. Hamdan memberikan pesan moral bahwa menaggapi wabah Corona yang tengah merebak di Indonesia dan khususnya di Kabupaten Gresik ini menjadi sebuah pelajaran penting sebagai manusia tidak hanya melakukan ikhtiyar dhohir saja, namun juga harus melakukan ikhtiyar batin.
“Kita sering lupa, terkadang kita terlalu menonjolkan sisi logika, padahal semua penyakit tidak terkecuali corona ini juga ciptaan Allah SWT. Sebagai ikhtiyar dhohir kita lakukan protokol dengan memakai masker, mencuci tangan, dan menerapkan pola hidup bersih, namun sisi kultur bermunajad dan bertaqorrub kepada Allah SWT juga harus lebih kita tingkatkan,” papar Hamdan saat ditemui sejumlah pengurus PAC Ansor Bungah di Rumahnya.
Meski begitu, Hamdan mengimbau kepada jajaran pengurus PAC Ansor Bungah agar terus berkarya meski di tengah situasi pandemi Covid-19.
“Meski di tengah penyebaran virus Corona, Sahabat-sahabat Ansor harus tetap kreatif dan mengikuti perkembangan era digital, banyak kegiatan yang bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi, maka jangan pernah berhenti dan terus semangat,” tandasnya.
Begitupun yang disampaikan KH. Fadhil An Nadwy, menurutnya, keberadaan wabah ini telah menjadi keresahan seluruh masyarakat, bahkan dirinya sering berfikir bagaimana kondisi pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia.
“Bagi pasien Covid-19 yang dalam kondisi naza’ di rumah sakit bagaimana cara talqinnya, sedangkan pihak keluarga tidak satupun diperbolehkan mendekat, semoga saja itu dilakukan oleh para perawat di rumah sakit yang menangani, dan dilakukan sesuai dengan syariat agama, dan semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT,” papar Kiai jebolan Pondok Pesantren Langitan Widang Tuban itu.
Sementara Ahmad Shodiq, Ketua PAC Ansor Bungah mengaku senang atas arahan dan pencerahan yang disampaikan oleh para sesepuh dan penasehat Ansor Bungah tersebut.
“Niatan kami sebetulnya silaturrahim dalam rangka melaksanakan tradisi di Hari Raya Idul Fitri, namun kami juga meminta taushiyah dan petunjuk, agar dalam situasi saat ini kami tetap semangat melaksanakan pengabdian di NU dan mendapat nasehat dari wabah corona yang tengah melanda saat ini,” jelasnya. (Rifqi)