BULAN Sya’ban merupakan bulan kedelapan dalam kalender Hijriyah. Bulan Sya’ban mempunyai berbagai peristiwa bersejarah yang menyisahkan peninggalan yakni peristiwa pemindahan arah kiblat dari Masjidil Aqsha di Palestina ke Ka’bah di Arab Saudi dengan turunya Surat Al-Baqarah ayat 144, turunnya Surat Al-Ahzab ayat 56 yang menganjurkan pembacaan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW dan berbagai peristiwa lainnya.
Allah SWT telah menjadikan bulan Sya’ban sebagai bulannya Rasulullah SAW. Bagi umat Islam, Sya’ban adalah salah satu bulan yang penuh dengan keberkahan. Di mana keberkahan tersebut yang harus manusia raih sebagai bentuk rasa bersukur kepada Allah SWT.
Diceritakan dalam kitab Durratun Nasihin karya Syekh Utsman Al-Khoubawy, pada malam nisfu sya’ban (tanggal 15 bulan Sya’ban) malaikat Jibril mendatangi Nabi Muhammad dan berkata;
“Pada malam ini pintu-pintu langit di buka semua dan pintu Ar-Rahmah (sifat maha pengasih Allah) maka berdirilah dan sholatlah, tegakkan kepalamu ke langit dan angkat kedua tanganmu,”
Nabi menjawab dan berkata, “Wahai Jibril, malam apa ini?”
Malaikat Jibril Alaihisalaam menjawab “Malam ini tiga ratus pintu pengasih Allah dibuka. Allah SWT memaafkan semua orang kecuali orang musrik, tukang sihir, dukun, orang yang berdiam-diaman, orang-orang yang sering minum arak, orang-orang yang biasa melakukan zina, orang-orang yang makan barang riba, orang-orang yang berani melawan dan menyakiti hati kedua orang tua, orang-orang yang sering berkelahi, dan orang-orang yang memutus silaturrahmi. Orang-orang tersebut tidak mendapatkan ampunan dari Allah SWT, kecuali orang tersebut sudah taubat dan meninggalkan kejelekannya”.
Kemudian Nabi Muhammad SAW melakukan sholat dan setelah sujud beliau menangis dalam doanya;
اَللُّهُمَّ اِنِّي اَعُوْذُبِكَ مِنْ عِقاَبِكَ وَسُخْطِكَ وَلاَاُحْصِيْ ثَناَءًعَلَيْكَ اَنْتَ كَماَاَثْنَيْتَ عَلَ نَفْسِكَ فَلَكَ الْحَمْدُحَتَّ تَرْضَ
Dari cerita tersebut bisa kita petik hikmah, sebagai umat muslim semestinya kita laksanakan ibadah pada malam nisfu sya’ban sebagaimana yang telah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, menghindari perbuatan-perbuatan yang dibenci Allah SWT dan selalu taat pada perintah-Nya agar kita senantiasa mendapat pengampunan dan berkah dari Allah SWT.
Banyak pula hadist dan pendapat para Ulama ang menjelaskan keuatamaan menghidupkan malam nisfu sya’ban. Salah satunya dari KH. Hasan Abdillah Ibni Hafid Ahmad Kusairi dalam kitabnya Risalah al Istiqomah.
Dalam kitab tersbut disebutkan amalan-amalan di malam nisfu sya’ban diantaranya adalah membaca Surat Yasin tiga kali (3x) setelah sholat Maghrib. Pada bacaan surat Yasin pertama diniati meminta panjang umur tetep iman dan taat kepada Allah SWT. Bacaan surat Yasin kedua diniati meminta di tolak dan dijauhkan dari balak, bacaan surat Yasin ketiga diniati meminta rizki yang halal dan berkah. Setiap selesai membaca yasin membaca doa berikut:
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم. اللَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلاَ يُمَنُّ عَلَيْهِ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالْإِكْرَامِ. يَا ذَا الطَّوْلِ وَالْإِنْعَامِ. لَا إلَهَ اِلَّا اَنْتَ ظَهْرَ اللاَّجِيْنَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ وَامَامَنَ الْخَائِفِيْنَ. اَللَّهُمَّ اِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِي اٌمِّ الْكِتاَبِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُوْمًا أَوْ مَطْرُوْدًا أَوْ مُقُتَرًا عَلَيَّ فِي الرِّزْقِ فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ شَقَاوَتِيْ وَحِرْمَانِي وَطَرْدِيْ وَاِقْتَارَ رِزْقِيْ وَأَثْبِتْنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الْكِتَابِ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ. فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ اْلـمُنَزَّلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ اْلـمُرْسَلِ. يَمْحُ اللّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ اِلَهِيْ بِالتَّجَلِّي اْلاَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْباَنَ اْلـمُكَرَّمِ. الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ أَمْرٍ حَكِيْمٍ وَيُبْرَمُ. أَنْ تَكْشِفَ عَنَّا مِنَ الْبَلاَءِ مَا نَعْلَمُ وَمَا لَا نَعْلَمُ. وَمَا اَنْتَ بِهِ أَعْلَمُ اِنَّكَ أَنْتَ اْلأَعَزُّ اْلاَكْرَمُ. وَصَلَّى اللّهُ عَلَى سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Amalan ini sudah menjadi tradisi yang berkembang di Nusantara dan juga menjadi amalan tahunan yang dilaksanakan secara rutin terutama oleh warga Nahdatul Ulama.
Rasulullah SAW menyatakan dalam sebuah hadist yang ditulis dalam kitab Nuzhatul Majalis yang dikarang oleh Syaikh Abdur Rohman al-Shofuri al-Syafi’i;
اذكان ليلة النّصف من شعبان فقوموا ليلهاوصوموا نهارها. فانّ اللّه تعالى يقول : الامن مستغفر فاغفرله الامن مبتلى فاعافيه الامن مستزرق الا كذا الاكذاحتى يطلع الفجر
“Jika malam nisfu sya’ban tiba, maka beribadahlah di malam harinya dan berpuasalah di siang harinya, sebab ingatlah disaat itu siapa saja yang meminta ampunan pasti di ampuni, siapa yang sedang mendapat cobaan di berikan keselamatan, siapa yang meminta rezeki maka akan diberi. Selanjutnya ibadah dan do’lah sampai fajar terbit.”
Dari hadist diatas bisa difahami bahwa pada saat malam nisfu sya’ban hendaknya melakukan ibadah pada siang dan malam hari, karena Allah akan mengampuni segala dosa dan akan mengabulkan semua permohonan kita apabila kita memintanya.
Sungguh begitu mulia malam nisfu sya’ban diantara bulan-bulan lainnya, sayang sekali apabila malam ampunan ini hanya terlewat sia-sia.
Penulis : Miatus Sholikhhah.
Assalamualaikum, apakah dijelaskan derajat haditsnya/hukumnya dalam kitab tsb?