GRESIK | NUGres – Sejak ditabuh oleh PBNU, genderang gerakan Koin (Kotak Infaq) Muktamar NU ke 34 di Lampung, gempitanya menyapa warga NU hingga ke tingkat ranting di Desa-desa, bahkan majlis-majlis tahlil dan anak-anak Madrasah Ibtidaiyah Maarif NU pun turut terpanggil.
Sejak lahirnya, organisasi NU memang telah menyerap nafas kebangkitan dan kemandirian dalam ekonomi yakni dari Nahdlatut Tujjar (Kebangkitan Para Pedagang), dan spirit pengembangan ilmu dalam Taswirul Afkar.
Oleh Rais Am PBNU saat itu, KH. Ma’ruf Amin yang kini jadi Wakil Presiden RI menjelaskan, bahwa gerakan mewujudkan kemandirian di NU itu memiliki akar sejarah. Sejak awal, NU ditopang oleh kemandirian Ulama, Santri dan Anggota.
“Sangat jauh dari ketergantungan pada pihak lain. Al i’timadu ‘ala nafsi, asasun najah. Berpegang teguh pada kemampuan diri sendiri adalah pondasi kesuksesan,” jelas Wakil Presiden RI saat memberi sambutan dalam peluncuran Koin Muktamar NU di PBNU.
Di PCNU Gresik, gerakan Koin Muktamar NU tak hanya sebagai kesempatan bagi warga NU untuk turut berpartisipasi dalam membesarkan Jamiyahnya. Namun, telah menjelma menjadi momentum tarbiyah (red, pendidikan) di lembaga-lembaga pendidikan Ma’arif NU mulai tingkat Ibtidaiyah hingga SLTA, agar mereka mengenal NU dan melatih diri untuk berinfaq untuk organisasi.
Dari 16 MWC NU hingga tulisan ini dimuat, 7 Kecamatan (Ujungpangkah, Balongpanggang, Dukun, Benjeng, Menganti, Driyorejo dan Bungah) telah dikunjungi Kotak Kubus bertuliskan Koin Muktamar dari PCNU. Ratusan warga NU selalu penuhi lokasi titik kumpul, Kotak besar itu diarak keliling dengan acara Kirab. Berbagai hiburan turut meriahkan acara, Drumband, Pencak Silat Pagar Nusa, dan Tabuhan Rebana iringi sholawat badar tak pernah absen di setiap lokasi kirab Koin Muktamar NU di 7 Kecamatan tersebut.
Dr. Syifaul Qulub, Wakil Ketua PCNU Gresik sekaligus Koordinator Gerakan Koin Mukatmar NU menjelaskan, bahwa tim Koin dan Lazisnu PCNU Gresik merasa terharu dan bangga akan kegiatan ini. Di semua lokasi, semangat nahdliyah seperti energi yang selalu terbarukan oleh kekompakan dan keikhlasan warga NU.
“Kami yakin, kekuatan NU itu benar-benar nyata dan mampu melakukan perubahan apapun yang diinginkan. Dimana-mana, warga NU menyambut baik gerakan ini. Bahkan mereka mengungkapkan bahwa kehadiran kami adalah obat kerinduan mereka,” Ujar Afuk saat ditemui kontributor NUGres usai mengikuti Kirab Koin di MWCNU Bungah, Sabtu (15/2/20).
Pun demikian yang disampaikan ketua Lazisnu Gresik, H. Musyofa. Ia bahkan optimis dari PCNU Gresik akan mampu sumbangkan lebih dari 1 Milyard lebih untuk Muktamar NU di Lampung nanti.
“Dari data dan uang yang telah disalurkan ke Lazisnu, telah terkumpul 450 juta lebih. Dan kami telah mendapat laporan tidak tertulis dari LP Maarif NU Gresik, telah terkumpul kurang lebih 400 juta dari sekolah-sekolah dalam naungan Ma’arif,” jelas Abah Sofa.
Sisa separuh (sembilan) MWC di Cabang Gresik ini sepertinya tidak menutup kemungkinan optimisme itu akan tercapai. Terlebih dari minggu ke minggu, perolehan masing-masing MWC NU meningkat. Bahkan di Bungah, rekor terbesar infaq untuk sementara di angka 210 juta. Dan bukan tidak mungkin, dari MWC NU lain akan menggeser rekor yang dicapai di Bungah.
Bagi Syifaul Qulub, ini adalah momentum sejarah perubahan di NU. Gerakan ini jangan dipahami sebagai upaya jamiyah memanfaatkan jamaah. Nyatanya, jamaah NU benar-benar terpanggil untuk membesarkan jamiyahnya dengan suka rela menyisahkan uangnya. Mereka merasa semakin ikut memiliki NU tidak hanya sebagai manhaj dalam beragama, tapi juga sebagai rumah yang mereka bangun sendiri.
“Spirit dalam gerakan ini sepertinya tak hanya pengabdian pada organisasi, tapi ada spiritualitas yang mengalir di setiap warga NU yang terlibat hingga tersambung dalam rabitah ruhiyah dengan Muassis NU. Bahkan, Kiai Khusnan Ali, Ketua Tanfidziyah PCNU Gresik terus mendoakan kami dari tanah suci, karena beliau sedang menunaikan ibadah umrah,” lanjut pria asal balongpanggang ini.
*Redaksi NUGres