MENGANTI | NUGres – Upaya ‘Ngalap Barokah’ atau dalam istilah lain disebut tabarrukan, dilakoni oleh warga dusun Taman Gading, Desa Gadingwatu, Menganti Gresik. Warga punya cara tersendiri untuk meraih percikan barokah dari Ibunda Sunan Giri, Nyai Dewi Sekardadu ini, yakni dengan rencana menggelar rangkaian kegiatan budaya, mnghadirkan budayawan nasional, KH. Agus Sunyoto dan Wayang Kulit.
Meski makam Nyai Dewi Sekardadu berada di Kelurahan Ngargosari Kecamatan Kebomas, namun hal ini tidak menyurutkan semangat warga untuk turut serta memperingati, menghormat, dan mengenalkan kembali kepada masyarakat luas, bila sosok Nyai Dewi Sekardadu adalah Ibu dari salah satu Walisongo yang memiliki sumbangsih besar terhadap peradaban di Kabupaten Gresik dan tanah nusantara, yang tak lain adalah Kanjeng Sunan Giri.
Selain alasan tersebut, mayoritas warga Dusun Taman Gading memiliki tradisi nyekar atau ziarah ke Makam Putri Prabu Minaksembuyu ini, warga meyakini bila do’a yang dipanjatkan kepada ALLAH SWT di tempat-tempat tertentu, melalui orang-orang yang mulia akan mudah dikabulkan. Diantara yang sangat diyakini warga dusun Taman Gading ialah luapan Sungai Kali Lamong yang biasa menyebabakan bencana banjir di dusun ini, dalam beberapa tahun terakhir tidak terjadi.
Rangkaian kegiatan Pagelaran Kebudayaan dalam peringatan Haul Nyai Dewi Sekardadu Ke-588 yang akan digelar oleh Warga Dusun Tamangading ini dilaksanakan selama dua hari, 07-08/02/2020 dan bekerjasama dengan Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia (LESBUMI) PCNU Gresik, Anak Thoriqoh Indonesia (A.T.I) dan Nahdlatus Shaqofah Nusantara.
Hari pertama, Jum’at (7/22020) diisi dengan tahlil qubro mulai pukul 19.00, dilanjutkan dengan sholawat Banjari dan pengajian umum oleh Gus Sukhoiri, SH. (Pendiri Wong Bodho Pondok Mburi). Di penghujung acara digelar Ngaji Budaya yang diisi oleh Budayawan Nasional sekaligus Ketua Umum LESBUMI PBNU, Prof. Dr. K. Ng. H. Agus Sunyoto, penulis buku Atlas Walisongo.
Pada hari kedua, warga menggelar kesenian wayang kulit dengan dalang Ki Ardi Purbo Antono yang mengambil cerita Babad Wonomarto.
Masyarakat umum dari luar dapat hadir di kegiatan tersebut sebagai kecintaan kita pada leluhur dan sekaligus menambah wawasan sejarah perjalanan bangsa dan agama ini dari ahlinya.
Kontributor : Childir
Editor : Ahmad Zain