Oleh: Faisal Rdho Abdillah*
KOLOM KALEM | NUGres – Meledakk..!, mungkin itu kata yang pas untuk disematkan pada buku pertama terbitan LTN NU Gresik ini. Bagaimana tidak, buku yang dipengantari oleh guru besar pertama di Fakultas Dakwah UINSA Surabaya, Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, M,Ag, terjual hampir 400 eksemplar hanya beberapa menit setelah buku dilaunching pada acara puncak Harlah ke-102 NU yang diselenggarakan di Masjid KH Robbach Ma’sum, Balongpanggang, Gresik itu.
Buku “Kronik Juang MWCNU: Menghidupkan Tradisi, Menyemai Inspirasi” bukan sekedar kumpulan cerita, tetapi juga kisah mendalam tentang kegigihan dan keikhlasan para muassis (pendiri) yang telah mengabdikan hidupnya bagi pendirian Nahdlatul Ulama di tingkat Kecamatan.
Dimulai dari kecamatan Ujungpangkah hingga Wringinanom. Setiap jejak perjuangan yang tertulis dalam buku ini menyampaikan inspirasi dan semangat yang abadi.
Kisah mereka mengajak kita untuk merenungkan kembali makna pengorbanan dan keberanian serta mengajak kita untuk menjunjung tinggi tradisi dan nilai luhur yang telah mengantarkan mereka pada kejayaan.
Melalui halaman ini kita belajar bahwa kemajuan tidak pernah terjadi dalam ruang hampa. Di balik setiap kesuksesan terdapat perjuangan yang panjang dan berat, dimana setiap langkah maju dilandasi oleh doa-doa dan harapan, keringat yang mengucur selama kerja keras serta air mata yang tertumpah dalam setiap pengorbanan. Setiap momen perjuangan membuktikan bahwa kesuksesan bukanlah sesuatu yang mudah diraih tetapi merupakan hasil dari komitmen dan keberanian yang diwariskan oleh mereka yang terdahulu.
MWCNU di setiap kecamatan di Kabupaten Gresik bukan hanya sebuah organisasi, melainkan sebuah benteng perjuangan umat yang kokoh. Tempat ini menjadi naungan bagi nilai-nilai keislaman, kebangsaan dan kemasyarakatan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Di dalam setiap relungnya terkandung semangat kebersamaan dan keikhlasan yang menginspirasi, mengingatkan kita untuk selalu menjaga warisan perjuangan dan terus melestarikannya sebagai sumber inspirasi untuk menghadapi tantangan zaman.
Namun, sejarah tidak boleh hanya menjadi romantisme indah, melainkan harus menjadi suluh yang senantiasa menerangi jalan ke depan. Sejarah mengajarkan kita tentang keberanian, keikhlasan, dan ketabahan yang telah ditanamkan oleh para pendiri MWCNU. Nilai-nilai inilah yang harus menjadi pedoman kita untuk terus melangkah, agar setiap jejak perjuangan yang telah terukir tidak hanya menjadi nostalgia, melainkan juga inspirasi yang mendorong kita meraih masa depan yang lebih cerah.
Tantangan zaman mungkin terus berubah, tetapi semangat juang para muassis MWCNU harus tetap menyala di dalam hati setiap generasi. Kini, tanggung jawab ada di tangan kita: meneruskan perjuangan dengan tekad yang lebih kuat, keikhlasan yang lebih mendalam, dan langkah yang lebih tegap. Dengan semangat tersebut, kita tidak hanya menghormati warisan masa lalu, tetapi juga membangun fondasi yang kokoh untuk kemajuan umat, bangsa, dan agama.
Semoga buku ini tidak hanya menjadi arsip sejarah, tetapi juga bahan renungan dan motivasi bagi kita semua untuk terus berkhidmat, melanjutkan perjuangan para muassis dan membawa MWCNU semakin maju dalam menjawab tantangan zaman. Mari kita jadikan sejarah ini sebagai pemantik semangat agar perjuangan yang telah dirintis oleh para pendahulu kita terus berlanjut dan memberi manfaat bagi umat, bangsa dan agama.
Semoga.
*Faisal Ridho Abdillah, Pengurus Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama Cabang Gresik.