Khutbah I
الحمد لله حمداً يوافي نعمه ويكافئ مزيده، يا ربنا لك الحمد كما ينبغي لجلال وجهك ولعظيم سلطانك. سبحانك اللهم لا أحصي ثناء عليك أنت كما أثنيت على نفسك. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله وصفيه وخليله. خيرُ نبي أرسله. أرسله الله إلى العالم كلِّهِ بشيراً ونذيراً. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد صلاةً وسلاماً دائمين متلازمين إلى يوم الدين. وأوصيكم أيها المسلمون ونفسي المذنبة بتقوى الله تعالى. أما بعد فيا عباد الله:
Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah…
Pada tahun 10 kenabian, Rasulullah SAW ditinggal wafat paman yang telah mengasuhnya sejak beliau berusia 8 tahun, Abu Thalib. Dan kurang lebih 3 bulan setelahnya Sayyidah Khadijah RA pun wafat. Rasul menyebut tahun ini dengan ‘Amul Huzni, tahun kesedihan. Tapi yang perlu diingat adalah bahwa kesedihan Rasul bukan karena ditinggalkan paman dan istri yang beliau cintai dan sangat mencintainya. Sungguh tidak masuk akal seorang manusia yang dulu saat berusia 6 tahun tidak meratapi kematian ibunya, sekarang menangis tersedu sedan karena ditinggal mati paman dan istrinya. Padahal hubungan antara anak kecil dengan ibunya lebih erat daripada hubungan keponakan dengan pamannya ataupun suami dengan istrinya.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Kesedihan ini adalah karena dengan wafatnya dua orang tersebut beliau semakin susah berdakwah. Dulu ketika ada orang kafir mau mengganggu dakwah Rasul mereka tidak jadi melakukannya, sebab memandang jabatan politis pamannya. Orang musyrik tidak jadi mengganggu dakwah Rasul sebab kedermawanan istrinya.
Tapi sekarang semuanya berubah. Gangguan dan rintangan semakin menjadi-jadi. Jangankan berdakwah ke masjid, baru melangkahkan kaki di depan pintu rumah saja sudah dilempari kotoran unta. Inilah yang membuat Rasul bersedih, sebab beliau tidak mampu melaksanakan satu-satunya tugas yang dibebankan Allah kepadanya:
{ يٰٓاَيُّهَا الرَّسُوْلُ بَلِّغْ مَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَۗ وَاِنْ لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسٰلَتَهٗۗ وَاللّٰهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ }[المائدة : 67]
Pada bagian pertama ayat ini Allah memerintahkan Rasul untuk menyampaikan setiap wahyu kepada umatnya. Dan di bagian kedua Allah memberikan jaminan bahwa selama beliau bertugas sebagai Nabi dan Rasul maka tidak akan mati karena terbunuh.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Meskipun banyak rintangan Rasul tetap gigih berdakwah. Dan karena penduduk Makkah enggan menerima dakwahnya, beliau pun merubah strategi dengan berdakwah kepada orang-orang luar Makkah yang datang untuk bertamu ke Baitullah atau berdagang.
Orang Thaif yang kebetulan mampir ke Makkah memberikan respon positif terhadap ajakan Rasul ini, hingga beliau pun mengunjungi perkampungan mereka bersama Zaid bin Haritsah RA berjalan kaki melintasi jalan terjal pegunungan sejauh 80 km.
Tapi ternyata sikap penduduk Thaif berubah 180 derajat, bukan sambutan yang beliau dapatkan tetapi “sambitan” sebab musyrikin Makkah sudah melobi pembesar Thaif agar menolak ajakan Rasul. Batu-batu beterbangan hingga membuat Rasul berdarah, Malaikat marah dan siap melemparkan 2 gunung besar ke arah penduduk Thaif. Tapi dengan penuh kasih sayang Rasul berkata: “Justru aku berharap kepada Allah agar mengeluarkan dari tulang sulbi mereka keturunan yang menyembah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukanNya.” » بَلْ أرْجُو أنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِن أصْلابِهِمْ مَن يَعْبُدُ اللَّهَ وحْدَهُ لا يُشْرِكُ به شيئًا «
Ma`asyiral Muslimin Rahimakumullah…
Sudah menjadi sunnatullah bahwa setiap orang yang gigih berjuang dan berusaha maka Allah akan menunjukkan hasilnya. Apalagi jika berjuang dijalan Allah,{وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا}, Allah pasti memberinya petunjuk {لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ}, dan Allah senantiasa membersamainya {وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ}. Rasul telah berusaha semaksimal mungkin menjalankan tugasnya, menyampaikan ayat-ayat Allah di tengah halangan dan rintangan yang luar biasa beratnya. Maka Allah pun memberikan hadiah-hadiah yang sangat istimewa.
Pertama, dalam perjalanan pulang ke Makkah, Allah mempertemukannya dengan Adas, seorang budak yang berasal dari Ninawa, keturunan kaum Nabi Yunus AS. Seakan mengingatkan beliau kepada perjuangan Nabi Yunus AS dalam menyebarkan agama Islam.
Kedua, malaikat Jibril memberinya kabar gembira bahwa meskipun manusia tidak beriman kepadanya tapi para jin yang mendengar ayat-ayat yang beliau lantunkan telah menyatakan keimanan mereka.
Dan hadiah ketiga yang merupakan puncak dari segala hadiah adalah Rasul diberi kesempatan untuk bertemu dengan Allah secara langsung. Puncak dari segala macam kenikmatan yang ada, bahkan melebihi nikmat surga sekalipun. Itulah yang dimaksud wa ziyadah dalam ayat 26 surat Yunus,
{لِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوا الْحُسْنٰى وَزِيَادَةٌۗ}
“Bagi orang-orang yang berbuat baik (ada pahala) yang terbaik (surga) dan tambahannya (kenikmatan melihat Allah).”
Di sidratul Muntaha Rasul menumpahkan segala kisah kasih serta keluh kesahnya. Di hadirat Ilahi Rasul mengungkapkan semua isi hatinya, berbicara langsung dengan Allah. Rasul bercengkrama dengan Tuhannya.
Ma`asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Apakah Rasul saja yang bisa berkomunikasi dengan Allah? Seluruh umat Rasulullah SAW pun bisa berkomunikasi dengan Allah. Ketika kembali turun ke bumi, Allah membekali Rasul cara untuk berkomunikasi dengan-Nya melalui perintah shalat.
Dengan shalat kita bisa berkomunikasi dengan Allah sehari 5 kali. Karena shalat adalah sarana komunikasi dengan Allah maka harus dilakukan dengan serius. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Hendaklah kamu menyembah Allah seakan melihatNya. Jika kamu tidak bisa melihat Allah maka yakinlah bahwa Allah melihatmu.”
» أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ «
Dan inilah hal yang diyakini Rasul, setiap kali beliau rindu dengan momen Isra` M”raj, kangen kepada Allah maka beliau memerintahkan Sayyidina Bilal RA untuk mengumandangkan adzan seraya berkata: » أَرِحْنا بها يا بلالُ « “Hiburlah aku dengan shalat wahai Bilal.”
Ma`asyiral Muslimin Rahimakumullah…
Begitulah Rasulullah SAW yang selalu merindukan shalat, yang senantiasa menjadikan shalat sebagai penggembira hatinya » وجُعِلَت قُرَّةُ عَيني في الصَّلاةِ « Karena mengingatkannya dengan kenangan akan pertemuan di Sidratul Muntaha. Mengingatkannya dengan Allah, sebagaimana yang diperintahkan Allah kepadanya juga kepada kita semua
{وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ}
Dan selayaknya setiap umat Rasul juga menjadikan Shalat sebagai sarana berkomunikasi dengan Allah. Ketika Rasul dalam Mi`rajnya bertemu langsung dengan Allah, maka M’iraj kita adalah Shalat, sebagaimana yang dikatakan para Ulama’:
(الصلاة معراج المؤمن)
Hanya saja terkadang kita kurang menyadari hakikat ini, kita tidak sadar dengan siapa kita berkomunikasi, makanya kita sering lalai dalam Shalat. Ketika takbir yang diingat dalam hatinya adalah sandalku durung tak simpen. Masya Allah.. Gusti Allah kalah kale sandal! Bahkan ada orang-orang tidak segan untuk melalaikan shalat itu sendiri, na’udzu billahi min dzalik!.
Ma`asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Semoga Allah senantiasa memberikan kita kesadaran tentang hakekat Shalat hingga Indonesia aman, tentram dan damai, sesuai firmanNya:
{اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِۗ}
Semoga Allah memberikan kita bimbingan untuk terus mengistimewakan Shalat, agar Indonesia menjadi negeri yang makmur sejahtera, gemah ripah loh jinawi, sesuai dengan janjiNya.
{وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَاۗ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًاۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَۗ}
Semoga Allah menjadikan Puasa dan Shalat sebagai sarana kita untuk bersama-sama meraih surga, sesuai sabda-Nya:
{وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ}.
Amin Amin Ya Robbal Alamin.
أقول قولي هذا وأستغفر الله العظيم لي و لكم و لسائر المسلمين. فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.
Khutbah II
الحمد لله حمداً يوافي نعمه ويكافئ مزيده، يا ربنا لك الحمد كما ينبغي لجلال وجهك ولعظيم سلطانك. سبحانك اللهم لا أحصي ثناءً عليك أنت كما أثنيت على نفسك، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، وصفيه وخليله، خيرُ نبي أرسله، أرسله الله إلى العالم كله بشيراً ونذيراً، عباد الله اتقوا الله فيما أمر، وانتهوا عما نهى عنه وزجر، وأخرجوا حب الدنيا من قلوبكم فإنه إذا استولى أسر، واعلموا أن الله أمركم بأمر بدأ فيه بنفسه، وثنّى بملائكته المسبِّحة بقدسه ، فقال تعالى و لم يزل عليماً حكيماً: {إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً}. اللهم صلّ على محمد وعلى آل محمد، كما صليت على إبراهيم وآل إبراهيم، وبارك على محمد وعلى آل محمد، كما باركت على إبراهيم وآل إبراهيم، في العالمين إنك حميد مجيد، ورضي الله عن الصحابة والتابعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.
اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات، والمؤمنين والمؤمنات، الأحياء منهم والأموات، اللهم يا من لا يشغله سمع عن سمع، ويا من لا تغلطه كثرة المسائل، ويا من لا يتبرم بإلحاح عباده الملحين عليه، أذقنا برد رحمتك، أذقنا كرم استجابتك يا ذا الجلال والإكرام، إلهنا أنت أنيسنا في الوحشة، وأنت أملنا عند اليأس، وأنت عوضنا عن كل مصيبة، نسألك اللهم بِذُلِّ عبوديتنا لك، وبعظيم افتقارنا إليك، أن تستجيب الساعة دعاءنا، عاملنا بما أنت له أهل ولا تعاملنا بما نحن له أهل إنك أهل التقوى وأهل المغفرة يا ذا الجلال والإكرام.
اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلّغنا رمضان. وأعنّا على القيام وتلاواة القرآن.
اللهم اجعل هذه البلدة بلدة آمنة مطمئنة رخية مستظلة بظل كتابك، ملتزمة بهدي نبيك محمد صلى الله عليه وسلم، وسائر بلاد المسلمين، من أراد بالإسلام والمسلمين خيراً وفِّقْه اللهم إلى كل خير، ومن أراد بالإسلام والمسلمين شراً خذه اللهم أخذ عزيز مقتدر، يا ذا الجلال والإكرام، اللهم وفِّقْ عبدك هذا الذي ملكته زمام أمورنا للسير على صراطك، ولاتباع سنة نبيك محمد صلى الله عليه وسلم، املأ اللهم قلبه بمزيد من الإيمان بك، وبمزيد من الحب لك، وبمزيد من التعظيم لحرماتك، واجمع اللهم به أمر هذه الأمة على ما يرضيك، وحقق له في سبيل ذلك البطانة الصالحة يا ذا الجلال والإكرام، يا أرحم من سُئِل، ويا أكرم من أعطى، استودعنا لديك دعاءنا ورجاءنا، وحاشاك أن تضيع دعاءنا أو رجاءنا، صلِّ اللهم أفضل صلواتك على أسعد مخلوقاتك سيدنا محمد النبي الأمي وعلى آله وصبحه أجمعين، آمين، آمين، آمين والحمد لله رب العالمين.
عباد الله ، {إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإْحْسَانِ وَإِيتَآء ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْى يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ}. فاذكروا الله العظيم يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر، والله يعلم ما تصنعون.
KH. Muhammad Ala’uddin, Lc. M.SEI., Ketua Tanfidziyah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Bungah (MWCNU Bungah), Gresik.