GRESIK | NUGres – Nama KH. M. Sjafi’ Djamhari tak pernah lekang dari ingatan masyarakat Gresik. Terutama di Kelurahan Kemuteran, Kecamatan Gresik. Ulama yang dikenal karena dedikasinya terhadap pendidikan agama ini terus dikenang, bahkan 35 tahun setelah wafatnya.
Kecintaan masyarakat pada sosok KH. M. Sjafi’ Djamhari terlihat nyata dalam peringatan Haul ke-35 yang berlangsung selama tiga hari, dari 10 hingga 12 Januari 2025. Acara yang penuh khidmat dan kekeluargaan ini menjadi momentum untuk mengenang perjuangan dan pengabdiannya kepada umat.
Ulama yang Menginspirasi
KH. M. Sjafi’ Djamhari bukan hanya ulama biasa. Ia memiliki cara dakwah yang unik dan menyentuh hati masyarakat. Salah satu kebiasaannya adalah berjalan dari rumah ke rumah usai Subuh untuk mengajak warga mengaji di Langgar. Tak hanya itu, beliau membawa permen sebagai “hadiah” untuk anak-anak agar semakin semangat mengikuti pengajian.
“Kiai Sjafi’ tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tapi juga menyentuh hati kami dengan keteladanannya. Bahkan untuk anak-anak, beliau rela memberikan permen sebagai bentuk cinta dan perhatian,” kenang salah satu warga Kemuteran.
Pendekatan sederhana namun penuh makna ini membuat KH. M. Sjafi’ Djamhari dicintai dan dikenang hingga kini.
Rangkaian Haul ke-35
Peringatan haul dimulai pada Jumat (10/1/2025) dengan acara Jama’ah Siji Bersholawat di Langgar Sawo. Kegiatan ini berlangsung dari Subuh hingga pukul 06.00 WIB, diikuti oleh jamaah yang memenuhi area langgar hingga meluber ke jalan sekitar.
Keesokan harinya, Sabtu (11/1/2025), tahlil bersama digelar untuk bapak-bapak, ibu-ibu, dan anak-anak di lokasi yang berbeda. Malam harinya, pengajian diisi oleh KH. Chusnan Ali, yang memberikan tausiyah penuh hikmah di kediaman almarhum KH. M. Sjafi’ Djamhari.
Puncak acara pada Ahad (12/1/2025) menghadirkan Majelis Al-Qur’an dan Dzikrudz Dzakirin Al-Ittihad yang dipimpin oleh KH. Ahmad Faiz Tajulmillah. Acara dimulai dengan shalat Subuh berjamaah, dilanjutkan dengan Khotmil Qur’an, sholawat, dan ngaji kitab yang dipimpin KH. Mansur Bahruddin dari Mojokerto.
Pelestarian Tradisi dan Nilai Keilmuan
Menurut Syaichu Busiri, salah satu putra KH. M. Sjafi’ Djamhari, haul ini bukan sekadar tradisi, melainkan bentuk pelestarian nilai-nilai keilmuan dan dakwah ulama.
“Di tengah arus informasi yang mengagungkan figur publik sebagai panutan, kita perlu terus mengingatkan masyarakat untuk meneladani keilmuan para ulama. Haul adalah salah satu cara untuk menjaga nilai itu,” ujar Gus Chu, sapaan akrab Syaichu Busiri, yang juga anggota DPRD Kabupaten Gresik.
Hal ini diamini oleh Luqman Hakim, Ketua Pelaksana Haul ke-35, yang menekankan pentingnya keterlibatan lintas generasi dalam menyukseskan acara ini.
“Tahun ini, cucu-cucu KH. M. Sjafi’ Djamhari mengambil peran besar dalam penyelenggaraan haul. Ini menjadi simbol sinergi antara generasi penerus, keluarga, dan masyarakat,” ungkap Luqman.
Ia juga mengapresiasi antusiasme masyarakat yang menunjukkan cinta mendalam kepada sosok KH. M. Sjafi’ Djamhari.
Cinta yang Tak Pernah Pudar
Haul ke-35 ini menjadi bukti nyata bahwa kecintaan masyarakat Gresik terhadap KH. M. Sjafi’ Djamhari tak pernah pudar. Sosoknya terus hidup dalam kenangan dan doa mereka, sementara nilai-nilai yang beliau tanamkan tetap relevan dalam kehidupan masyarakat modern.
“Semoga melalui haul ini, semangat perjuangan dan dakwah beliau terus menjadi inspirasi bagi kita semua,” tutup Luqman Hakim.
Editor: Chidir Amirullah