Oleh: Nadina Florida Tarawih*
KOLOM KALEM | NUGres – Kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari perjuangan para ulama dan santri. Ulama dan Santri berkontribusi dalam berbagai aspek, mulai dari aspek kepemimpinan, pendidikan, fatwa, politik, dan perjuangan fisik.
Ulama dan santri juga terlibat dalam Jihad Santri, perumusan Proklamasi, Undang-undang, dan Pancasila. Sebagai generasi penerus patut lah melanjutkan estafet perjuangan para ulama dan santri. Hal ini dapat dilaksanakan dengan menghargai adanya keberagaman, toleransi, dan moderasi yang ada di Indonesia.
Indonesia adalah negara kepulauan dengan berbagai keragaman. Mulai dari ras, etnis, suku, agama, budaya, dan lain sebagainya. Tentu hal ini dapat menimbulkan berbagai nilai dan prespektif. Keberagaman dapat menjadi modal perpecahan jika individu yang ada di dalamnya tidak menoleransi keberagaman. Bisa juga menjadi modal persatuan dan kesatuan bangsa bilamana setiap individu memiliki kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa melalui adanya keberagaman.
Keberagaman dalam Islam dianggap sebagai Rahmatan Lil ‘alamin, rahmat dari Allah Swt. Keberagaman diyakini sebagai tiang untuk mewujudkan bangunan yang kokoh. Keberagaman sudah dijelaskan dalam Al-Quran Surat Al-Hujurat: 13, yang menjelaskan bahwa Allah Swt menciptakan manusia dengan berbagai bangsa dan suku untuk saling mengenal, belajar, tolong-menolong, dan memahami.
Dalam menghadapi keberagaman, Islam mengajari adanya sikap toleransi. Rasa toleransi dalam Islam dapat mewujudkan ukhuwah Islamiyah. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang plural dan beragam. Hal ini bisa dilihat dari tatanan nilai kebersamaan dan toleransi yang sudah mengalami penyusutan.
Oleh karena itu, pada momen Hari Santri Nasional tahun 2024 untuk kita jadikan sebagai semangat melanjutkan perjuangan para ulama dan santri dalam mengambalikan nilai toleransi. Untuk mewujudkan hal tersebuat diperlukan adanya sikap moderasi.
Dalam beragama, moderasi menekankan hadirnya keseimbangan dan toleransi. Moderasi dapat menghindari adanya fanatisme dalam praktik agama. Dalam hal ini kita juga harus memahami pedoman-pedoman dalam sebuah moderasi. Karena moderasi sangat diperlukan sebagai kendaraan dalam hidup beragama, berbangsa, dan bernegara.
Penanaman sikap kebersamaan, toleransi, dan moderasi perlu diberikan kepada para generasi penerus bangsa. Terutama para pelajar yang menjadi cikal bakal kemajuan bangsa negara. Maju tidaknya suatu negara tergantung bagaimana para pelajarnya.
Maka dari itu dalam peringatan Hari Santri Nasional 2024 dapat kita jadikan sebagai momen untuk melihat perjuangan para ulama dan santri ketika memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Yang dimana kemerdekaan itu tidak luput dari adanya keberagaman, toleransi, dan moderasi.
*Nadina Florida Tarawih, Ketua Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Tanjung 2023 – 2025