GRESIK | NUGres – Dalam rangkaian peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2024 yang turut menyemarakkan Gedung PCNU Gresik, Pengurus Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) NU Gresik dan didukung oleh NUGres Media Official PCNU Gresik ini menghadirkan penulis serta membedah buku “Resolusi Jihad NU dan Perang Sabil di Surabaya 1945”.
Pembicara sekaligus penulis buku tersebut, yakni Riadi Ngasiran hadir secara langsung dalam forum yang berlangsung pada Sabtu (26/10/2024) siang, di Aula Lt.2 Gedung PCNU Gresik Jl Dr Wahidin Sudirohusodo, Kebomas Gresik.
Riadi secara gamblang memaparkan tentang jiwa nasionalisme para kiai-kiai NU, heroisme para santri yang terus berdenyut dan mengalir luas baik di era pra kemerdekaan hingga fase pasca momentum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan segenap upaya mempertahankan kemerdekaan melalui Fatwa Resolusi Jihad NU yang dicetuskan Hadaratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy’ari.
“Saat Indonesia merdeka ini lah yang menjadi momentum terpenting yang dibaca oleh para kiai kita. Nah para kiai kita kemudian, masa-masa merdeka 17 Agustus 1945 yang sudah di proklamasikan itu masih sebagai titik awal melakukan revolusi. Jadi bukan sesuatu habis itu kita berteriak-teriak merdeka semata. Tapi suasana dunia itu, karena Jepang sudah kalah, sementara Indonesia ini tidak boleh kosong. Tidak boleh vacum of power, meskipun sudah di proklamasikan. Karena itu wilayah-wilayah ini dalam pantauan kekuatan dunia, maka sekutu yang akan mengamankan sebelum nanti terjadi peralihan kekuasaan. Sekutu inilah yang nanti berdalih untuk mengamankan Surabaya, termasuk juga di Semarang dan beberapa titik di Jakarta dan Bandung sebagai titik untuk mengamankan peralihan kekuasaan yang dari Jepang ke negara yang akan berdiri itu,” paparnya.
Selanjutnya, sambungnya, sebelum dikeluarkan Fatwa Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh Hadratussyekh KH M. Hasyim Asy’ari, ada utusan dari Bung Karno untuk bertanya kepada Hadratussyekh menyikapi kondisi seperti ini. Juga ada utusan dari Bung Tomo yang datang ke Tebuireng juga menanyakan hal senada. Sehingga di sini lah kemudian Hadratussyekh mengeluarkan satu fatwa yang di situ antara lain kewajiban untuk berperang melawan kekuatan asing di Indonesia.
“Nah, tentara sekutu itu diboncengi oleh tentara NICA, orang Belanda yang nunut. Fatwa jihad dari Hadratussykeh yang ditulis tangan itu terbit tanggal 19 September 1945 yang itu sebenarnya beriringan dengan perobekan bendera di Hotel Yamato,” imbuh Ketua PW Lesbumi NU Jawa Timur 2024 – 2029 tersebut.
Setelah ada ketegangan-ketegangan yang terjadi itu, maka para kiai berinisiatif untuk mengusulkan kepada Hadratussyekh untuk mengumpulkan para kiai wakil-wakil konsul para kiai Jawa dan Madura.
“Sekitar 200 kiai kumpul di Bubutan di gang enam nomer dua yang kemudian menjadi gedung monumen Resolusi Jihad atau gedung Nahdlatul Ulama PCNU Surabaya, sebagai rapat tanggal 21 Resolusi,” sambung Wakil Ketua PCNU Surabaya ini.
Riadi juga menjabarkan dengan sangat mendetail bagaimana kelompok-kelompok pejuang kemerdekaan seperti Barisan Hisbullah, Sabilillh dan Mujahidin, dalam pecah pertempuran 10 November.
“Saya lebih memberanikan diri untuk menyebut perang itu (Pertempuran 10 November) itu sebagai Perang Sabil. Karena istilah yang digunakan oleh Hadratussyekh itu sebagai Sabilillah. Ketika kita maju itu sebagai Sabilillah. Ikhtiar untuk melawan itu Sabilillah. Perang Sabil sendiri bagi kaum santri itu punya akar sejarah yang tidak lepas dari peran rentetan tokoh-tokoh yang tidak lepas dari perjuangan Pangeran Diponegoro, pada saat penting momentum perang masa revolusi fisik ’45 – ’49 itulah yang mereka bergerak. Jadi ada sanadnya,” tandasnya.
Sementara usai berlangsungnya acara, Ketua LTN NU Gresik Syafi Jamhari menyatakan, kegiatan Diskusi dan Bedah Buku berjudul “Resolusi Jihad NU dan Perang Sabil di Surabaya”, yang dipaparkan oleh Riadi Ngasiran sebagai penulisnya langsung sedianya menjadi ruang inspirasi dan mencerap sejarah perjuangan para ulama-ulama NU terdahulu.
“Harapan kami, dengan menghadirkan forum ilmiah kajian sejarah seperti ini juga membahas dimensi spiritual perjuangan para ulama’ ini dapat menginspirasi kita semua untuk menyambung perjuangan cita-cita para ulama,” ujarnya. Selain itu, LTN NU Gresik juga memang mencanangkan penulisan dan penerbitan buku sejarah para tokoh NU di Kabupaten Gresik.
Sebagai informasi paparan Riadi Ngasiran penulis Buku “Resolusi Jihad NU dan Perang Sabil di Surabaya” dapat disimak kembali di Channel YouTube NUGres Channel LIVE: BEDAH BUKU “RESOLUSI JIHAD NU: PERANG SABIL DI SURABAYA TAHUN 1945”
Editor: Chidir Amirullah