GRESIK | NUGres – Dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional 22 Oktober 2024, Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Gresik kembali menggelar kegiatan kemasjidan yaitu Bimbingan Teknis (Bimtek) Manajemen Transformasi dan Muharrik Masjid, Masjid Transformer Angkatan ke-I.
Bertempat di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gresik, tidak kurang dari 90 utusan takmir masjid dari MWCNU se-NU Cabang Gresik mengikuti kegiatan ini, Sabtu (12/10/2024).
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU Gresik Dr. Ahmad Jazuli. Tampak hadir pula Dr. H. A. Syifaul Qulub yang juga merupakan Wakil Ketua.
Bimtek ini merupakan tindak lanjut dari Pelatihan Manajemen Transformasi Kemasjidan yang dilaksanakan oleh PBNU pada tanggal 31 Agustus – 2 September 2024 yang dihadiri seluruh Pengurus LTMNU se-Jawa Timur di Asrama Haji Sukolilo Surabaya.
Sementara Bimtek LTMNU Gresik kali ini menghadirkan narasumber Dr. KH M. Sholeh Qosim penulis buku Muharrik Masjid NU dan Pelatihan Sholat Sempurna BerSanad yang juga Pengurus LTM PBNU Periode 2016 – 2021.
Kemudian, H Nur Ali Huda selaku Tim Inovasi LTMNU Gresik dan sebagai Keynote Speaker adalah Ustadz Muhammad Jazir ASP Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan Yogyakarta.
Dr KH M. Sholeh Qosim sebagai Narasumber pertama menyampaikan mengenai pentingnya untuk selalu mengembangkan manajemen masjid menuju perubahan. Selain itu, ia juga memaparkan upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam menggerakkan semua elemen masjid agar menjadi lebih baik.
Lebih lanjut, Kiai Sholeh mengingatkan 7 (tujuh) program pokok dan aksi takmir masjid sebagaimana dalam doa keselamatan yang sering dibaca oleh imam sholat berjamaah dalam masjid NU.
“Tujuh Aksi tersebut mewujudkan fungsi masjid sesungguhnya yang harus dilakukan takmir yaitu salamatan fid din, afiyatan fil jasad, ziyadatan fil ilm, barokatan fir rizki, dan seterusnya,” jelasnya.
Pada gilirannya, Ustadz H Nur Ali Huda menyampaikan materi terkait digitalisasi masjid yang juga sangat menarik sekali bagi peserta.
Selanjutnya Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan Yogyakarta, Ustadz Muhammad Jazir, secara gamblang memberikan wawasan dan pengalaman seputar ikhtiar para takmir memakmurkan Masjid Jogokariyan Yogyakarta.
“Inti kemakmuran masjid itu terdapat di Surat At Taubah ayat 18. Yang pertama, aqomas sholah (jamaah selalu penuh dan nyaman dalam setiap sholat maktubah) Kedua, ataz zakah (jamaah makmur karena telah tercukupi kebutuhan ekonominya) dan terakhir, lam yakhsa illa Allah (jamaah tidak khawatir selalu nyaman dan tentram karena dengan melalui masjid Allah telah menjamin kesejahteraan jamaah),” urainya.
Menurutnya, Rasulullah memulai membangun Kota Madinah dengan mendirikan masjid yang di sebelahnya juga dibangun pasar sebagai pusat perdagangan dan perekonomian.
“Masjid sebagai landasan keimanan yang mengendalikan pasar, dengan adanya pasar di sebelahnya, masjid akan menjadi makmur. Apalagi masjid mempunyai tanah wakaf produktif, hal ini dapat memenuhi kebutuhan masjid sehingga roda ekonomi umat berjalan dengan baik, dan kemakmuran masjid dapat diwujudkan,” sambungnya.
Masih kata Ustadz Muhammad Jazir, masjid juga harus mempunyai BUMM (Badan Usaha Milik Masjid) sehingga masjid bisa mandiri dan tidak hanya mengharapkan infaq dari jamaah untuk kegiatan operasional.
Di tempat yang sama, Ketua LTMNU Gresik H. Nasichun Amin menyampaikan Insya Allah kegiatan ini akan ditindaklanjuti dengan RTL di tiga zona di wilayah PCNU Gresik lalu dilanjutkan survei dan pembinaan di setiap masjid yang membutuhkan.
“Dengan demikian Insya Allah nanti LTMNU Gresik memiliki beberapa masjid binaan yang dapat menjadi percontohan bagi masjid lain menjadi Masjid Transformer di wilayah Gresik,” tutupnya.
Penulis: Luthfi Anshori
Editor: Chidir Amirullah