BUNGAH | NUGres – Menciptakan lingkungan belajar anak yang nyaman memang bukan tugas yang sederhana, namun ditengah-tengah maraknya persoalan sosial yang melibatkan peserta didik, upaya ini menjadi semakin penting untuk direalisasikan.
Sementara Kementerian Agama melalui inspektorat telah mengambil langkah maju dengan melakukan program pendampingan kesetaraan gender dan perlindungan anak di madrasah di seluruh Indonesia.
Termasuk, lembaga pendidikan Ma’arif NU MI Tsamrotul Ulum Tajungwidoro, yang mengusung konsep Madrasah Ramah Anak (MRA) dengan mendeklarasikannya pada Rabu, 28 Agustus 2024.
Kegiatan deklarasi tersebut melibatkan semua warga madrasah mulai dari pengawas pendidikan madrasah, kepala madrasah, pengurus, komite, dewan guru, orang tua siswa, serta peserta didik.
Sebelum acara dimulai anak-anak dan seluruh peserta deklarasi diajak menyerukan yel-yel anti bullying dengan riang gembira.
Selanjutnya kegiatan deklarasi dibuka oleh kepala MI Tsamrotul Ulum, sosialisasi atau kampanye Madrasah Ramah Anak oleh pengawas Pendidikan Madrasah, penandatanganan banner deklarasi secara bergiliran dan acara di tutup dengan do’a.
Kepala MI Tsamrotul Ulum Tajungwidoro, Amali, dalam sambutan pembukaan menyampaikan pada semua peserta bahwa menjalin hubungan yang lebih terbuka antar warga madrasah menjadi kunci utama dalam mewujudkan lingkungan yang ramah anak.
“Tidak ada lagi kesenjangan, melainkan tercipta suasana layaknya keluarga. Kita adalah sama tidak boleh saling mengejek, mengolok–olok, tidak ada lawan tidak ada musuh kita sama kawan, bila ini bisa kita terapkan di Mi Tsamrotul Ulum maka anak-anak senang, para dewan guru tenang dan orang tua kita Bahagia,” ujarnya.
Lebih lanjut, Amali mengatakan bahwa mewujudkan lingkungan belajar yang benar-benar ramah anak bukanlah tugas yang bisa diemban oleh satu pihak saja.
“Diperlukan sinergi yang kuat antara madrasah dan orang tua untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang menghargai dan melindungi hak anak,” tambahnya.
Pada gilirannya, Pengawas Pendidikan Madrasah Kecamatan Bungah, Khofiyul Arif S.Pd.I., dalam sosialisasi atau kampanye Madrasah Ramah Anak menyampaikan bahwa Kementerian Agama melalui programnya mengupayakan keterlibatan aktif para pendidik dan orang tua dalam konsep Madrasah Ramah anak ini.
“Langkah pertama yang diambil adalah memberikan edukasi menyeluruh kepada para pendidik dan tenaga kependidikan. Mereka dibekali pemahaman tentang pendekatan ramah anak, menghindari tindakan kekerasan, cara berintraksi dengan peserta didik secara lebih humanis. Tidak hanya itu isu kesetaraan gender juga diintegrasikan agar tidak ada lagi diskriminasi berbasis gender yang terjadi dilingkungan Pendidikan,” terangnya.
Ucapan terima kasih pada lembaga pendidikan Ma’arif NU MI Tsamrotul Ulum juga tak lupa disampaikan oleh Khofiyul Arif karena telah menjadi lembaga yang responsif dengan program yang digulirkan oleh Kementerian Agama.
Selanjutnya, penandatanganan banner deklarasi dilakukan secara bergilir yang dipandu oleh salah seorang pendidik, Indah Rahmawati. Dalam prosesnya diawali oleh pengawas pendidikan madrasah, kepala madrasah, pengurus, komite, dewan guru, orang tua murid dan peserta didik.
Di sela-sela penandatangan banner deklarasi Madrasah Ramah Anak, salah satu orang tua murid, Zulfah, menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada MI Tsamrotul Ulum yang terus menerus melibatkan orang tua dalam semua kegiatan baik yang akan dan yang telah dilaksanakan MI Tsamrotul Ulum ini.
“Kami hanya bisa berdoa kepada Allah semoga MI Tsamrotul Ulum semakin jaya, guru-guru diberi kesehatan, umur panjang dan anak kami yang bersekolah di MI Tsamrotul Ulum ini ilmunya manfaat dan sholeh-sholikha,” harapnya.
Editor: Chidir Amirullah