GRESIK | NUGres – Ketua Aswaja Center PWNU Jatim KH Ma’ruf Khozin mengisi pengajian umum dan menyampaikan mengenai alam kehidupan manusia yang terhubung dengan keutamaan sedekah.
Pengajian umum ini diketahui dalam rangka memperingati hari besar Islam yang diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting (PR) IPNU IPPNU Manyar Sidorukun, Sabtu 27 Juli 2024 di depan Balai Desa Manyar Sidorukun, Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik ini.
Sebelum memulakan pengajiannya, Kiai Ma’ruf Khozin yang juga merupakan pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Suramadu itu mengapresiasi para tokoh desa setempat yang menurutnya berhasil membina, memfasilitasi, serta mengajarkan kepemimpinan untuk berbagi kepada generasi muda NU yakni IPNU IPPNU.
“Jarang IPNU IPPNU di masa seneng-seneng menjadi pemuda lalu kemudian gadah pikiran saget menyantuni niku masih jarang,” kata Kiai Ma’aruf Khozin dengan nada memuji.
Ke depan, pihaknya berharap ada peningkatan dari santunan kepada anak yatim bisa ditingkatkan lagi dengan gelaran kegiatan sosial seperti khitanan massal, pengobatan gratis bagi warga, hingga beasiswa kepada siswa yang keluarganya tidak mampu.
Memasuki Mauidhah hasanah, Kiai Ma’ruf Khozin mula-mula mengecek pengetahuan hadirin dengan bertanya tentang berapa alam yang dilalui dalam perjalanan kehidupan manusia. Hadirin menjawabnya beragam. Ada yang dua dan sebagiannya lagi menjawab tiga alam. Mendengar jawaban hadirin yang beragam ini, kiai yang produktif menulis buku panduan fikih serta amaliyah-amaliyah NU ini pun pada intinya membenarkan jawaban tersebut.
“Kulo kalih panjenengan yang menganggap hari ini adalah kehidupan kedua, karena sebelum kehidupan hari ini kulo kalih panjenengan wonten ten alam kandungan, leres niku. Bagi yang mengatakan hari ini adalah alam yang ketiga leres, karena sebelum alam kandungan niku wonten setunggal alam namine alam ruh,” terangnya.
Kiai Ma’ruf Khozin kemudian berkisah tentang seorang tabiin Saad bin Muad yang pernah mengatakan bahwa manusia tidak diciptakan oleh Allah Swt untuk tiada, melainkan diciptakan untuk tetap terus ada. Hanya saja Allah Swt membuat manusia itu berpindah dari satu alam ke alam berikutnya.
“Dulu kulo kalih panjenengan kehidupan yang awal niku adalah di alam ruh. Dari alam ruh berpindah ke alam kandungan, hari ini kulo kalih panjenengan berpindah alam dunia. Mantun alam dunia terus alam kubur, dan alam akhirat,” tuturnya.
Dalam pengajian ini, Kiai Ma’ruf Khozin juga nampak memberikan santunan kepada beberapa anak yang diminta naik ke atas panggung. Setelahnya, ia pun menyampaikan bila ada orang bersedekah diperlihatkan itu diperbolehkan. Supaya ada orang lain yang turut serta bersedekah. Kendati begitu tidak juga boleh untuk niatan pamer.
Tujuan sedekah, kata Kiai Ma’ruf Khozin begitu banyak dan luas. Pertama bisa diminta ketika di dunia, seperti mana yang disampaikan oleh Imam As-Syuthi dalam kitab Al-Jami’us saghir, nabi pernah bersabda bahwa sedekah dapat mengobati orang yang sedang sakit.
“Kalau ada di antara kita punya orang tua sakit, monggo tetep dibawa ke dokter bersamaan dengan ikhtiar secara dhohir, kulokalihpanjenengan datangi fakir miskin. Datangi anak yatim, jenengan paringi sedekah. Meminta kepada Allah Swt melalui doa anak yatim dan orang miskin, minta didoakan kesembuhan kepada orang yang sakit di antara keluarga,” sambungnya.
Begitu pula yang kedua, tatkala manusia berproses pindah ke alam kubur. Kiai Ma’aruf menyampaikan dawuh Imam Al Ghazali bahwa “orang yang dermawan, orang yang biasa sedekah, saat meninggal itu tidak berat keluarnya ruh”. Dijelaskan Kiai Ma’ruf lantaran manusia itu terbiasa atau ringan tangan saat memberikan sedekah. Sebaliknya bagi orang yang pelit yang berat untuk bersedekah, kata Kiai Ma’ruf Khozin, maka proses kematian akan terasa berat. Inilah tujuan bersedekah yang berdampak nanti menjelang kematian seorang manusia.
Kemudian begitu manusia masuk di alam kubur, Kiai Ma’ruf menyampaikan sebuah hadist riwayat dari Imam Abu Nuim dalam kitab Hilyatil Auliya’.
“Kalau ada orang meninggal dunia, maka begitu dimasukkan ke liang lahat. Allah Swt mengembalikan pertama ganjaran shalat, pahala shalat di dekat kepala, pahala sedekah berada di dekat tangan kanan. Yang menemani manusia di alam barzah adalah sedekah,” tukasnya.
Kiai Ma’ruf Khozin melanjutkan ulasan sedekah yang dapat menjadi penolong manusia di alam kiamat menjadi payung atau penaung dari kondisi panasnya kiamat.
Di penghujung pengajiannya Kiai Ma’ruf Khozin menyampaikan kesimpulan bahwa sedekah sekecil apapun manfaatnya begitu besar. Antara lain; sedekah menjadi obat semasa di dunia, sedekah tidak memberatkan kondisi naza’ yang merupakan proses kematian, di alam kubur yang sendiran manusia ditemani sedekah, di hari kiamat menjadi payung kemudian, dan di hari penentuan ke surga atau ke neraka sedekah menjadi perisai yang membela.
“Kalau tidak ada yang bisa disedekahkan dalam bentuk harta, maka bersedekahlah dengan tutur kata yang indah. Jangan mencaci maki, jangan misuh-misuh lan sak piturute,” tandasnya.
Sebagi informasi pengajian umum Ketua Aswaja Center PWNU KH Ma’aruf Khozin dengan tema sedekah dan dalam rangka peringatan 1 Muharram 1446 Hijriah dengan rangkaian santunan anak yatim yang diselenggarakan oleh PR IPNU IPPNU Manyar Sidorukun ini dapat disimak kembali di arsip Live Streaming akun YouTube Ipnu Ippnu Manyar Sidorukun.
Editor: Chidir Amirullah