Oleh: Nur Afifatul Laili*
KAJIAN | NUGres – Berdoa adalah salah satu cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt dan meminta pertolongan dalam berbagai masalah hidup. Namun, tidak semua waktu doa dapat memberikan hasil yang optimal.
Berikut ini beberapa waktu doa yang mustajabah yang dapat membantu meningkatkan kesempatan mendapatkan jawaban doa:
1. Waktu Sepertiga Malam Terakhir
Sepertiga malam yang paling akhir adalah waktu yang penuh berkah, sebab pada saat itu Rabb kita Subhanahu Wa Ta’ala turun ke langit dunia dan mengabulkan setiap doa hamba-Nya yang berdoa ketika itu. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
ينزل ربنا تبارك وتعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا حين يبقى ثلث الليل الآخر، يقول : من يدعوني فأستجيب له ، من يسألني فأعطيه ، من يستغفرني فأغفر له
Artinya: “Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni.” (HR. Imam Al-Bukhari, no. 1145, Imam Muslim, no. 758).
2. Waktu Antara Adzan dan Iqamah
Waktu jeda antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan waktu mustajab untuk berdoa, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
الدُّعَاءُ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ لَا يُرَدُّ
Artinya: “Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak.” (HR. Imam At-Tirmidzi, no. 212).
Dan Imam At-Tirmidzi menilai hadis ini sebagai “Hasan Shahih”, yang berarti hadis ini memiliki kualitas yang kuat dan dapat dijadikan hujah.
Dengan demikian jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara adzan dan iqamah adalah berdoa, bukan shalawatan, atau membaca murattal dengan suara keras, misalnya dengan menggunakan mikrofon.
Selain tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, amalan-amalan tersebut dapat mengganggu orang yang berdzikir atau sedang shalat sunnah. Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
اعْلَمُوا أَنَّكُمْ مُنَاجُونَ اللَّهَ فَلَا تَنَاجَوْا بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ وَلَا تَجْهَرُوا بِالْقِرَاءَةِ فِي الصَّلَاةِ
Artinya: “Ketahuilah, kalian semua sedang bermunajat kepada Allah, maka janganlah saling mengganggu satu sama lain. Janganlah kalian mengeraskan suara dalam membaca Al Qur’an, atau beliau berkata, ‘Dalam shalat’.” (HR. Abu Dawud, no.1323).
3. Waktu Turun Hujan
Hujan adalah nikmat Allah Ta’ala. Oleh karena itu tidak boleh mencelanya. Sebagian orang merasa jengkel dengan turunnya hujan, padahal yang menurunkan hujan tidak lain adalah Allah Ta’ala.
Oleh karena itu, daripada tenggelam dalam rasa jengkel lebih baik memanfaatkan waktu hujan untuk berdoa memohon apa yang diinginkan kepada Allah Ta’ala. Karena ketika turun hujan merupakan waktu mustajab untuk berdoa.
الدُّعَاءُ لَا يُرَدُّ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ، وَعِنْدَ نُزُولِ الْمَطَرِ
Artinya: “Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun.” (HR.Ibnu Majah, no. 1326).
4. Saat Malam Lailatul Qadar
Malam lailatul qadar adalah malam diturunkannya Al Qur’an. Malam ini lebih utama dari 1000 bulan. Sebagaimana firmanAllah Ta’ala:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Artinya: “Malam Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan.” (QS. Al-Qadr: 3).
Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa. Sebagaimana yang diceritakan oleh Ummul Mu’minin Aisyah Radhiallahu’anha:
سَأَلْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِذَا وَجَدْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ؟
Artinya: “Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda: Berdoalah:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku.” (HR. Imam At-Tirmidzi, no. 3431, Imam Ibnu Majah, no. 3844).
Dan Imam At-Tirmidzi menilai hadis ini sebagai “Hasan Shahih”, yang berarti hadis ini memiliki kualitas yang kuat dan dapat dijadikan hujah.
5. Saat Hari Arofah
Hari Arofah adalah hari ketika para jama’ah haji melakukan wukuf di Arafah, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah.
Pada hari tersebut dianjurkan memperbanyak doa, baik bagi jama’ah haji maupun bagi seluruh kaum muslimin yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Sebab Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
أَفْضَلُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ
Artinya: “Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah.” (HR. Imam At-Tirmidzi, no. 3585).
Kesimpulan
Dalam berdoa, waktu sangat berperan penting dalam meningkatkan kesempatan mendapatkan jawaban doa. Berikut ini beberapa waktu doa yang mustajabah yang dapat membantu meningkatkan kesempatan mendapatkan jawaban doa: Waktu sepertiga malam, Waktu antara adzan dan iqamah, Waktu turun hujan, Saat malam Lailatul Qadar, dan Saat hari Arofah.
Dengan memilih waktu doa yang mustajabah, kita dapat meningkatkan kesempatan mendapatkan jawaban doa dan memperoleh kemenangan dalam berbagai masalah hidup. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan waktu doa yang mustajabah dan berdoa dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.
*Nur Afifatul Laili, Mahasiswa Universitas Qomaruddin