GRESIK | NUGres – Para pelajar SMA Nahdlatul Ulama 2 Gresik memamerkan komik sejarah hasil kreasi sendiri. Komik yang menceritakan tentang pelajaran sejarah tersebut berangkat dari pembelajaran P-5.
Mata pelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila ini menitikberatkan siswa sebagai poros utama dalam pembelajaran. Salah satu modul mata pelajaran P-5 memantik para pelajar untuk berlaku kreatif.
Menanggapi hal tersebut SMANU 2 Gresik mendorong peserta didiknya untuk menularkan kreativitas dalam bentuk membuat komik.
Kepala SMANU 2 Gresik Umik Makiyatus Syarifah menerangkan pihak sekolah selalu terbuka untuk mewadahi kreasi para pelajar.
“Melalui pengkreasian komik ini, mereka dapat untuk terus berkreasi. Sehingga bisa bermanfaat sebagai bekal mereka selepas lulus sekolah,” tuturnya, Sabtu (22/6/2024).
Lebih lanjut pemilihan komik sebagai media kreasi menjadi daya tarik tersendiri. Sebab, menurut Umik, pembuatan komik masih cukup jarang bagi pelajar di Kota Pudak.
“Biasanya kalau P-5 kan membuat film atau membuat ecobrick,” sambungnya.
Tak hanya menilik keunikannya, Umik bilang jika komik juga dapat menjadi media pembelajaran. Mengingat isi komik bertemakan tentang materi pelajaran sejarah.
Marwah, pelajar Kelas 11-C SMANU 2 Gresik, turut antusias dalam membuat komik. Ia bersama lima orang anggota kelompok yang lain memilih sejarah Indonesia sebagai isi cerita. Kisah perjuangan Pangeran Diponegoro melawan kolonialisme Belanda menjadi kisah yang dituangkan dalam bentuk komik.
Langkah awal dalam pembuatan komik dimulai dengan mengguratkan sketsa terlebih dahulu. Marwah memilih kertas fisik untuk menjadi media awal pembuatan komik.
“Dari kertas-kertas ini kemudian kami scan biar jadi bentuk digital,” kisah Marwah.
Komik-komik hasil kreasi para pelajar kelas 11 tersebut lantas dibukukan menjadi dua bundel. Bundel pertama berisi kisah-kisah perjuangan para pahlawan Indonesia. Sementara bundel kedua berisi kisah perjalanan sejarah Nabi.
“Komik-komik ini juga nantinya akan kami jadikan sebagai salah satu media pembelajaran. Terutama untuk mata pelajaran sejarah,” pungkas Umik.
Penulis: Angga Purwancaraka
Editor: Chidir Amirullah