GRESIK | NUGres – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tertuang dalam AD/ART Keputusan Muktamar ke 34 di Lampung, pada Bab V tentang Perangkat dan Badan Khusus Pasal 18.
Di sana, PMII disebut merupakan salah satu Badan Otonom Nahdlatul Ulama (Banom NU) berbasis usia dan kelompok masyarakat tertentu.
Organisasi PMII tersebar di seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Di kabupaten Gresik, sedikitnya ada 9 kampus yang terdapat PMII.
Sementara itu, bagi sebagian besar kader PMII pasca struktural atau alumni, pilihan bergulat kembali di Nahdlatul Ulama ataupun Banom NU sebut saja GP Ansor atau Fatayat NU bagi kalangan alumni Korps PMII Putri seperti sebuah keniscayaan.
Seperti yang dirasakan Fatkhur Rohman. Pemuda asal Dusun Luwuk Desa Baranggayam Kecamatan Karangbinangun Lamongan terpilih sebagai Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Karangbinangun masa khidmat 2024 – 2027.
Sahabat Fatur demikian ia biasa disapa, dipercaya menakhodai PAC GP Ansor Karangbinangun pada Konferensi Anak Cabang (Konferancab) di Pacet Mojokerto beberapa waktu lalu.
Mengorkestrasi organisasi bukan hal baru bagi pemuda yang pernah berproses dalam dunia aktivisme di salah satu perguruan tinggi swasta di Gresik. Bahkan kepemimpinan dalam organisasi ditempa saat menjadi ketua komisariat PMII di kampusnya belajar.
Jauh sebelum itu, ia sudah berbekal ilmu dalam berinteraksi sosial kala nyantri selama beberapa tahun di Pondok Pesantren Daruttaqwa, Suci Manyar Gresik.
“Karena biasa di pondok itu selalu bareng-bareng dengan santri dan corak kehidupan sesrawungan, rasanya saat di kampus PMII-lah pilihan saya untuk melanjutkan belajar organisasi. Ternyata di PMII ini juga ada beberapa kader dari kalangan santri bahkan ada sebagian gus kiai kampung walau akhirnya ketahuan saat sudah alumni,” kisah sahabat Fatur, kepada NUGres Jumat (21/6/2024).
Lebih lanjut, Sekretaris Pengurus Ranting NU Baranggayam ini juga bilang kalau amanah menjadi Ketua PAC GP Ansor Karangbinangun ini seperti sebuah garis takdir yang sudah mesti harus ditempuh.
“Apa mungkin karena sejak di PMII dulu interaksinya dengan “cacak-cacak” di GP Ansor atau senior yang aktif di kepengurusan NU, ya? Akhirnya ketularan seperti ini?,” tanya sahabat Fatur, merenungkan.
Sahabat Fatur merasa kembali ke pangkuan ibu adalah tempat paling istimewa. Bahkan, sambung Fatur, amanah ketua PAC terasa seperti double comeback.
“Seperti merasakan double comeback. Wis mbalik mulih nang Lamongan, terus ditambah dapat amanah mbalik ke pangkuan Nahdlatul Ulama melalui Badan Otonomnya,” ungkap Sekretaris Lembaga Perekonomian MWCNU Karangbingun ini.
Tak ingin sendirian, ayah dua orang anak ini juga mengajak istrinya untuk berkhidmat di Banom NU yang mewadahi kalangan perempuan muda NU yakni Fatayat NU di tanah kelahirannya.
Editor: Chidir Amirullah