BUNGAH | NUGres – Ratusan nahdliyin memadati Masjid Baituttawwabin Dusun Pereng Kulon Desa Melirang Kecamatan Bungah Gresik, Kamis (30/5/2024). Jamaah nampak dengan khidmat mengikuti rangkaian Lailatul Ijtima’ MWCNU Bungah.
Seperti biasa, acara rutin bulanan itu dimulai dengan melakukan shalat ghaib berjamaah untuk para almarhum, pejuang, dan muassis NU, khususnya di Pereng Kulon.
Shalat ghaib dipimpin oleh Rais Syuriyah MWCNU Bungah KH Soeratin Abbas. Setelah itu dilanjut dengan istighasah dipimpin oleh Gus Nur Sahid Amin dan tahlil dipimpin mudin Saifuddin.
Ketua Ranting Pereng Kulon, Abdus Somad dalam sambutannya mengatakan warga Pereng Kulon hampir seluruhnya NU. Pihaknya merasa terhormat telah menjadi tuan rumah untuk acara berkumpul para nahdliyin di Kecamatan Bungah.
“Semoga kita semua dicatat sebagai santri Mbah Hasyim. Ahlan wasahlan bikhudurikum. Alhamdulillah, banyak yang ikut, semoga menjadi tambahan berkah dan semangat kita semua, kami ucapkan terima kasih,” sambutnya.
Ia juga mengatakan bahwa Lailatul Ijtima’ ini dapat diselenggarakan berkat dukungan dari berbagai pihak. Fatayat, Muslimat dan Nahdliyin Ranting Perengkulon saling bantu-membantu mensukseskan Lailatul Ijtima. Fatayat dan Muslimat NU juga terlihat aktif hadir di Majelis.
“Kami Pengurus Ranting Pereng Kulon mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang turut membantu. Juga kami mohon maaf bila ada jamuan yang kurang berkenan di hati para tamu,” imbuhnya.
Ketua Tanfidziyah MWCNU Bungah, KH M Ala’uddin mengapresiasi dan berterimakasih kepada Pengurus Ranting NU Perengkulon karena berkenan menjadi ajang berkumpul dan bersilatuturrahmi.
“Maturnuwun Ranting Perengkulon. Acara ini sederhana saja. Mboten usah amplop. Kami berharap Lailatul Ijtima’ ini sederhana saja. Yang penting warga NU Bungah bisa berkumpul dan bersilaturrahmi,” tuturnya.
Pemangku Pondok Pesantren Qomaruddin tersebut juga meminta doa fatehah kepada para peserta untuk jamaah haji KBIHU MWCNU Bungah agar diberi keselamatan dan mendapat predikat haji mabrur. KH M Ala’uddin juga mengucapkan syukur karena jamaah haji KBIHU MWCNU Bungah tambah tahun tambah banyak. Tak lain itu semua berkat doa dan dukungan dari Nahdliyin.
Selain itu, KH. M. Ala’uddin mendorong agar beberapa ranting yang sudah habis masa kepengurusannya untuk segera melakukan Musyawarah Ranting (Musyran). Selain untuk kaderisasi, Musyran juga bertujuan untuk menghidupkan atau menguri-nguri NU, sesuai dengan AD/ART NU.
“Musyran juga menjadi tempat untuk silaturahmi, kumpul-kumpul jamaah NU, berdiskusi, membicarakan agenda ke-NU-an, program, dan sebagainya. Mari kita melaksanakan AD/ART NU sak mampune,” ucap KH. M. Ala’uddin.
Terakhir, KH. M. Ala’uddin mengumumkan bahwa MWCNU Bungah insya Allah akan menggelar Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak NU (PD-PKPNU) pada 9-11 Agustus 2024 di Universitas Qomaruddin.
“Mohon partisipasi dari para ranting, minimal mengirimkan 2 utusan. Pembayaran 300 ribu. Itu peserta akan mendapatkan kaos, kopyah, bisyaroh instruktur, dan keperluan administrasi lainnya,” ajaknya.
Pada gilirannya, Wakil Rais Syuriah MWCNU Bungah, KH. Ahmad Djamil, dalam Mauidhoh Hasanah menjelaskan beberapa tips bagi nahdliyin untuk dapat memperoleh husnul khotimah, dengan mengutip hadits sahih dari Imam Ahmad.
“Pertama, orang yang menghendaki untuk masuk surga adalah orang yang menebarkan salam, perdamaian dan kasih sayang. Salam itu intinya menebarkan kedamaian,” kata KH. Ahmad Djamil.
Kedua, loman. Menurutnya, selain kita diwajibkan untuk mengeluarkan nafkah untuk keluarga, atau mengeluarkan zakat atas harta, Nabi menganjurkan kepada kita untuk bersedekah, terutama bagi orang-orang yang membutuhkan. Di sini, ia menceritakan kisah ke-loman-an Ali bin Al-Muwaffaq yang diterima hajinya di saat ratusan ribu orang tidak diterima, meskipun Ali bin Al-Muwaffaq tidak berangkat haji.
Ketiga, menjalin silaturrahim dan persaudaraan, walaupun hanya dengan ucapan salam. Silaturrahmi tidak hanya untuk orang penting saja, tapi kepada siapapun. “Jangan memilih-milih siapa yang patut disilaturrahimi,” ungkapnya.
Keempat, menjalankan shalat malam ketika banyak orang telah tidur terlelap. Shalat malam menjadi shalat yang spesial karena dilakukan di waktu banyak orang beristirahat dan lalai dari berdzikir kepada Allah swt. Shalat malam juga menjadi indikasi seseorang jauh dari riya’ dan pamer dalam beribadah, karena di waktu ini banyak orang beristirahat.
Acara Lailatul Ijtima itu ditutup doa oleh Katib Syuriah MWCNU Bungah, Ir. Muh. Hamdan.
Penulis: Maghfur Munif
Editor: Chidir Amirullah