GRESIK | NUGres – Warga Gresik antusias mengikuti rangkaian Haul ke 557 Nyai Ageng Pinatih. Rangkaian acara haul ibu angkat Kanjeng Sunan Giri ini berlangsung mulai Kamis (18/4) hingga Ahad (21/4/2024).
Panitia Haul ke-557 Nyai Ageng Pinatih, Drs H Ibrahim Suyuti, M.Pd dalam sambutannya menyampaikan, rangkaian haul mulai Kamis sore (18/4/2024) dengan Kirab Budaya dan Pengajian Umum pada malam hari menghadirkan Gus Muwafiq.
“Acara hari pertama dalam bagian rangkaian Haul Nyai Gede Pinatih. Tadi sore diawali dengan kirab budaya, dalam rangka melestarikan budaya sekaligus memperkenalkan siapa Nyai Ageng Pinatih kepada masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Pihaknya juga menyampaikan rasa syukur acara kirab di hari pertama tetap berjalan dengan lancar dan semarak, kendati sempat disertai gerimis.
“Kirab budaya melibatkan santri TPQ dan perwakilan RT dari kelurahan Kebungson. Adik-adik menempuh rute Jl KH Kholil menuju ke Bandar Grissee, Cokroaminoto, Nyai Ageng Arem-arem, lalu berakhir kembali di Jl KH Kholil,” sambungnya.
Jelang pengajian umum oleh Gus Muwafiq, memberikan apresiasi kepada panitia penyelenggara serta memaknai Haul ke 557 Nyai Ageng Pinatih yakni Wakil Ketua PCNU Gresik Dr H Ahmad Syifaul Qulub.
“Haul ini upaya kita untuk mengingat kembali kebaikan leluhur dapat kita tiru dan kita teladani, ini menjadi bagian dari kebiasaan jamiiyah Nahdlatul Ulama,” ujar Doktor Afuk, sapaannya.
Kegiatan berlanjut dengan pengajian umum yang disampaikan oleh KH Ahmad Muwafiq. Dalam menyampaikan pengajiannya, nampak duduk di samping Gus Muwafiq Bupati Gresik H Fandi Akhmad Yani. Selain itu terlihat pula sederet kiai serta tokoh masyarakat setempat.
Gus Muwafiq dalam majelis Haul ke 557 Nyai Ageng Pinatih menjabarkan konsep kewalian dan kearifan dakwah Islam di Nusantara.
Mubaligh kondang yang pernah nyantri di Gresik ini menyampaikan bahwa Nyai Gede Pinatih memiliki nama lain diantaranya Nyai Gede Sambujo dan Nyai Gede Maloka, seorang saudagar perempuan yang kaya dan dermawan.
Gus Muwafiq menyebut bahwa Nyai Ageng Pinatih memiliki kontribusi besar sebagai syahbandar yakni penguasa laut.
Lebih lanjut, Gus Muwafiq menyampaikan bahwa perdagangan Nusantara dulu mengunakan jalur air. Bahkan, kota-kota besar menurut Gus Muwafiq berada di pesisir laut dan tepian sungai.