GRESIK | NUGres – Kalau ada yang rela mondar-mandir dari Duduksampeyan ke Bandar Grissee untuk membeber tikar dan memajang bebuku, mungkin baru M. Wasito Aji, satu-satunya anak muda di Kabupaten Gresik.
Pelajar NU ini kadang juga ditemani dan dikuatkan ikhtiarnya membangun minat baca oleh sejumlah rekan sesama pegiat IPNU IPPNU di Kabupaten Gresik.
Sedang bagi rekan Aji, terlunasi kebahagiaannya saat sejumlah anak-anak dan remaja singgah di lapak buku yang belakangan ia namakan dengan lapak buku “Kader Literasi”.
Kendati demikian, gerakan memengaruhi minat baca kurang populer di Kabupaten Gresik. Tidak semua pengunjung Bandar Grissee melirik, mengambil buku, mengkebat-kebet lembaran buku dan membaca barang sejenak.
Kepada NUGres, rekan Aji bilang kalau kegiatan ini berlangsung beberapa pekan lalu. Ia baru melakoninya setiap hari Rabu dan Sabtu. Rekan Aji juga beranggitan, tengah menjajal dan beradu pengaruh serta perhatian publik dalam riuh ramainya suasana malam di tempat rekreatif yang baru di Kota Gresik.
Di Bandar Grissee ini, rekan Aji memanfaatkan ruang kosong untuk membentangkan lapak buku. Kegiatan seperti ini sejatinya pernah ia programkan semasa memimpin Ranting IPNU Sumengko. Hanya saja, kala itu menurutnya belum berlangsung secara optimal.
Menariknya, sebagian besar anak-anak yang mampir ketika hari mulai malam sekitar diatas pukul 21.00 WIB. Ternyata, keingintahuan mereka untuk bisa membaca buku harus tertunda. Sebab, sebagian mereka harus mengamen terlebih dahulu.
“Kalau ditanya, tinggalnya mereka di sekitaran Terminal Gubernur Suryo. Kalau mampir itu mesti di atas jam 9 malam,” kata Rekan Aji, Kamis (28/3/2024).
Selain itu, tak sedikit pula pengamen berusia dewasa juga ikut mampir dan nimbrung di tengah tumpukan buku. Ini menjadi penanda kehausan mereka akan ilmu cukup tinggi. Namun mungkin, faktor keadaan membuat mereka terpaksa harus mencari pundi-pundi rupiah di jalanan.
Kader Literasi Berlayar Kembali Setelah Kandas
Gerakan membangun minat baca ini menurut penuturan Aji tidak ujuk-ujuk dan spontanitas. Melainkan ia telah mengupayakan kegiatan ini semenjak ia berada di dalam struktur kepengurusan IPNU di tingkat Ranting.
“Pada saat itu, di kepengurusan Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Sumengko masa khidmat 2022 – 2024, kita telah berinisiatif buat taman baca. Namanya Bumi Pustaka. Sayang sekali, taman baca itu belum dapat berjalan secara optimal,” kisah rekan Aji,
Semula, sambung dia, program ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Sasarannya rentang usia anak-anak hingga remaja. Taman baca Bumi Pustaka ini berfokus menghidupkan budaya literasi.
“Padahal buku dan sarana pendukung lain sudah ada. Namun sudah keburu periode kepengurusan kita berakhir di ranting,” sambungnya lagi. Meski inisiatif rekan Aji kandas di akhir kepengurusan. Namun, ia tidak menyerah begitu saja. Niat baik yang terus menyala di dalam hati dan pikirannya menemukan jalannya tersendiri.
Setelah tidak menjabat di struktural kepengurusan ranting, rekan Aji meneruskan perkhidmatannya di tingkat Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU IPPNU Duduksampeyan masa khidmat tahun 2023 – 2025. Ia dipercaya mengemban tugas sebagai Wakil Ketua II Departemen Pendidikan dan Kaderisasi.
Lebih lanjut, diceritakan rekan Aji, suatu waktu bertempat di gedung MWCNU Duduksampeyan ide-ide lama yang terkonsep dalam program kerja tiba-tiba muncul kembali. Ia teringat sejumlah buku yang diperoleh dari hasil pengumpulan donasi buku PR IPNU IPPNU Sumengko, belum pernah terjamah.
“Daripada buku-buku ini nganggur, yaudah langsung malam itu juga muncul idenya. Rekan Fajar tanya nama gerakannya apa? Spontan tak jawab “Kader Literasi, Jar”. Dan, jadilah kader literasi yang per hari ini sudah ngelapak tiga kali. Alhamdulillah, banyak dukungan dari temen-temen yang nyumbang buku-bukunya,” tutur dia.
“Sementara ini, kita usahakan seminggu dua kali, yakni hari Rabu dan Sabtu. Untuk lokasinya sementara kita fokus di jalan Basuki Rahmat Bandar Grisse, Gresik. Nah, untuk selanjutnya kita kondisional, termasuk penentuan hari ngelapak dan tempatnya juga,” tandasnya.
Penulis: Febrian Kisworo
Editor: Chidir Amirullah