GRESIK | NUGres – Innalilahi wa innailaihi raji’un.. kabar duka, KH Nuril Huda tutup usia pada Rabu 20 Desember 2023 sekira pukul 06.35 WIB. Ekspresi duka, doa dan kiriman fatihah terus mengalir. Salah satunya dari para keluarga alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Gresik.
Doa dan fatihah terkirim untuk Kiai Nuril yang diketahui merupakan salah satu dari 13 orang pendiri organasisasi kemahasiswaan, PMII yang lahir pada 17 April 1960.
Kepada NUGres, sesepuh PMII dari IKIP Surabaya (sekarang Unesa) Muntadhim Mutaqwa, memiliki catatan kenangan yang cukup mendalam atas sosok almarhum Kiai Nuril.
“Beliau merupakan salah seorang dari 13 pendiri PMII pada tahun 1960 yang lebih tertarik pada bidang dakwah dan penguatan kelembagaan NU dari pada aktif di partai politik. Dibuktikan dengan beliau menjabat sebagai Ketua LDNU PBNU 2004 – 2010,” ungkapnya.
Ditambahkannya, bila Kiai Nuril termasuk sosok yang ngotot untuk memperkuat kelembagaan NU.
“Salah satu caranya adalah dengan menarik kembali PMII sebagai Badan otonom (Banom) Nahdlatul Ulama, agar NU tidak diisi oleh aktifis organisasi kemahasiswaan lain yang tidak sejalan dengan NU,” imbuh Muntadhim.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bila ikhtiar Kiai Nuril berbuah manis pada muktamar NU ke-33 pada tahun 2015 di Jombang. Akhirnya PMII kembali termasuk Banom NU.
“Sebagai pendiri PMII beliau menjelaskan, kenapa PMII harus independen pada tahun 1972? Hal itu diambil karena jika tidak independen, PMII mendapat ancaman diberangus akibat suasana politik saat itu. Kini sudah berbeda, pada era reformasi kran demokrasi terbuka, pemerintah lebih terbuka, persaingan juga lebih terbuka, NU akan menjadi lebih kuat jika PMII sebagai anak kandung NU bergabung menjadi Banom NU,” pungkasnya.
Kenangan lain juga disampaikan oleh seorang kader PMII yang telihat mengenakan jas biru memajang foto KH Nuril Huda dalam status whastAppnya.
“Ini saat Pelantikan Pengurus Koordinator Cabang PMII Jawa Timur tahun 2016 silam” terang Ahmad Rifqy Badruzzaman alumni PMII yang kini berprofesi sebagai Jurnalis di Gresik.
Ditanya apa yang paling diingat saat Kiai Nuril memberikan arahan dalam forum tersebut, kader PMII yang pernah berproses di STAI Daruttaqwa (sekarang INSIDA Gresik) itu menjelaskan tiga nasihat Kiai Nuril kepada kader PMII dari berbagai Cabang di Jawa Timur yang hadir pada forum tersebut.
“Pertama, yang serius di PMII, karena mendirikan PMII itu dengan tirakat. Kedua, kalau sudah jadi alumni yang ngerawat sama adek-adeknya. Karena mereka penerus muassis NU dan PMII. Ketiga, kalau sudah jadi politisi jangan lupa diri, ingat kamu kader PMII (Ulil Albab),” kenangnya.
Informasi yang dihimpun, jenazah muassis PMII ini akan dimakamkan di Komplek Pondok Pesantren Darul Ulum Desa Medali Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.