GRESIK | NUGres – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Gresik mengadakan Halaqoh Ulama dan Umara dengan tema “Mewujudkan Pemilu Bahagia”. Kegiatan berlangsung di Aula MUI Gresik Jl Dr Wahidin Sudirohusodo Kebomas Gresik, Sabtu (16/12/2023) kemarin.
Dalam kesempatan itu, MUI menganggap penting untuk mengangkat tema ‘Pemilu Bahagia’ pasalnya praktik di masyarakat seringkali pemilu yang harusnya menjadi sarana kedaulatan rakyat untuk memilih wakilnya, namun menyebabkan ketegangan di tingkat bawah.
“MUI punya peran penting, yaitu dalam menjaga ukhuwah islamiyah, wathoniyah, serta insaniyah, maka penting bagi MUI untuk ikut serta dalam mewujudkan pemilu bahagia,” terang Ketua MUI Gresik KH Mansoer Shodiq melansir cakrawalamuslim.com.
Kiai Mansoer menambahkan, MUI mengajak para peserta pemilu untuk menjaga kondisi Gresik dan masyarakatnya agar tetap dalam kondisi yang aman dan damai.
“Untuk masyarakat pemilih mari saling menghormati pilihan masing-masing, karena itu adalah wujud nyata pemilu yang demokratis,” tambahnya.
Keynote Speaker mewakili Bupati Gresik, H Edi Siswoyo Asisten II Bupati Gresik menyampaikan bahwa pemilu ini bukan hanya sekedar tugas KPU dan Bawaslu, namun juga peran pemerintah daerah dalam menyukseskan Pemilu 2024, di Kabupaten Gresik sangat penting
“Sangat penting juga menjadi pemahaman bersama, bahwa pemilihan ini bukan ajang pecah belah, maka harus kita sambut dengan bahagia,” jelas Edi.
Dalam proses pemilu, lanjut Edi, mari kita bangun sebagai tali perajut persaudaraan, bahwa perbedaan itu wajar, serta menjadi bagian dari proses pendewasaan demokratis.
“Mari kita mendidik masyarakat agar memilih figur yang punya kualitas, agar bisa membawa manfaat bagi masyarakat Gresik,” pungkasnya.
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Gresik KH Mulyadi, menerangkan bahwa bangsa ini merindukan suasana pemilu yang teduh, damai serta membahagiakan, sehingga bisa lahir pemimpin yang diharapkan oleh masyarakat.
“Kami harapkan, bahwa perbedaan dalam pilihan politik, jangan sampai mengganggu kebhinekaan kita,” terang Kiai Mulyadi.
Ketua PCNU Gresik itu menambahkan, bahwa pemilu adalah bagian dari perjalanan bangsa, karena pemilu bukan tujuan akhir, namun pemilu adalah proses. Apapun yang terjadi, kita musti berpegang teguh pada tauladan Nabi Muhammad dan para khulafaur rasyidin.
“Kita musti mengingat al-Qur’an, ‘Taqwalah kamu sekalian kepada Allah’, dan Nabi bersabda, ‘Taqwa itu ada di dalam hati’, sebagaimana bahagia itu adanya di dalam hati, maka kita harus bisa menyelaraskan hati dan pikiran untuk fokus pada satu tujuan pemilu damai dan menghasilkan para pemimpin yang amanah,” terang Kiai Mulyadi.
Selain para ulama dari sejumlah organisasi keagamaan dan umara’ dalam hal ini Pemkab Gresik, hadir pula para politisi dari partai politik. Masing-masing mereka juga diberikan kesempatan menyampaikan pernyataan dalam kegiatan Halaqoh tersebut.
Melengkapi dialog dalam Halaqoh, Komisioner KPU Gresik Makmun menyampaikan, bahwa pemilu itu harus bahagia, ia sangat setuju bahwa kebahagiaan dalam pemilu ini harus dimulai dari proses sampai hasil pemilu.
“KPU Gresik juga sangat berterimakasih kepada MUI Gresik, yang selalu berperan strategis dalam kesuksesan pemilu. Bahkan kami juga dengan bangganya, menyampaikan kepada KPU RI, bahwa MUI Gresik membuat fatwa untuk wajib memilih pemimpin,” jelas Makmun.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Bawaslu Gresik Habibur Rahman juga menambahkan bila pemilu bahagia tentunya relatif. Sebab, di Gresik sendiri terdapat sekitar 556 calon legislatif.
“Yang akan terpilih ini 50 orang, maka peran ulama sangat penting dalam memberi nasihat-nasihat baik kepada yang kalah atau yang menang,” ujar Habibur Rahman, menambahkan.
Kegiatan Halaqoh Ulama Umara dengan tema besar “Mewujudkan Pemilu Bahagia” yang diinisiasi MUI Gresik berjalan dengan lancar. Kegiatan dipungkasi dengan foto bersama.